Bahasa Indonesia
|
Bahasa Gaul (informal)
|
Aku, Saya
|
Gue
|
Kamu
|
Elo
|
Di masa
depan
|
kapan-kapan
|
Apakah
benar?
|
Emangnya
bener?
|
Tidak
|
Gak
|
Tidak
Peduli
|
Emang gue pikirin!
|
This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Kamis, 16 Oktober 2014
Ragam dan Laras Bahasa
A. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990).
Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai
ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan
terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam
suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut
ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
B. Macam-Macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media, cara pandang
penutur, dan topik pembicaraan.
1. Ragam bahasa
berdasarkan media
a. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu
tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan
kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur
kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan
kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang
disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan
kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau
santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam
bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri-cirinya tidak
menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan
tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak
dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri
dari keduanya:
Ciri-ciri
ragam lisan:
-
Memerlukan orang kedua/teman bicara.
-
Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
-
Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
-
Berlangsung cepat
b. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat
yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku
tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan
kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan
unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri
ragam tulis:
-
Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
-
Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
-
Harus memperhatikan unsur gramatikal;
-
Berlangsung lambat;
-
Selalu memakai alat bantu;
-
Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
-
Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan
tanda baca.
Contohnya:
“Saya sudah membaca buku itu”.
Perbedaan
antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) :
Tata Bahasa :
a. Ragam bahasa
lisan
1) Nia sedang baca surat
kabar.
2) Ari mau nulis surat.
3) Tapi kau tak boleh
menolak lamaran itu.
b. Ragam bahasa tulisan.
1) Nia sedang membaca
surat kabar.
2) Ari mau menulis
surat.
3) Namun, engkau tidak
boleh menolak lamaran itu.
Kosa kata :
a. Ragam bahasa
lisan
1) Ariani bilang kalau kita
harus belajar.
2) Kita harus bikin
karya tulis.
3) Rasanya masih terlalu
pagi buat saya, Pak
b. Ragam bahasa tulisan
1) Ariani mengatakan
bahwa kita harus belajar.
2) Kita harus membuat
karya tulis.
3) Rasanya masih telalu
muda bagi saya, Pak.
2. Ragam bahasa
berdasarkan cara pandang penutur
a. ragam dialek
b. ragam terpelajar
c. ragam resmi
d. ragam tak resmi.
Contoh:
Ragam dialek : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam
terpelajar : “Saya sudah membaca
buku itu”
Ragam resmi : “Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak
resmi : “Saya sudah baca buku itu”
3. Ragam bahasa
berdasarkan topik pembicaraan
a. ragam bahasa
ilmiah
b. ragam hukum
c. ragam bisnis
d. ragam agama
e. ragam sosial
f. ragam
kedokteran
g. ragam sastra.
Ragam hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak
pidana.
Ragam bisnis : Setiap pembelian diatas nilai tertentu
akan diberikan diskon.
Ragam sastra : Cerita itu menggunakan flashback.
Ragam
kedokteran : Anak itu menderita penyakit kuorsior
Istilah lain
yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standar dan nonstandar.
a. ragam standar,
b. ragam nonstandar,
c. ragam semi
standar.
Bahasa ragam
standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi,
kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga
memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan
perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi,
1998: 14).
Perbedaan
antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan :
a. topik yang
sedang dibahas,
b. hubungan
antarpembicara,
c. medium yang
digunakan,
d. lingkungan, atau
e. situasi saat
pembicaraan terjadi
Ciri yang
membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandar :
· penggunaan kata sapaan dan kata
ganti,
· penggunaan kata tertentu,
· penggunaan imbuhan,
· penggunaan kata sambung (konjungsi),
dan
· penggunaan fungsi yang lengkap.
Penggunaan
kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam
nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan
cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita
menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau
aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan
kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar
dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan
bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah
ciri lain. Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan
teliti.
Penggunaan
kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda
lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan
dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :
(1) Ibu mengatakan, kita akan pergi
besok
(1a) Ibu mengatakan bahwa kita akan
pergi besok
Pada contoh
(1) merupakan ragam semi standar dan diperbaiki contoh (1a) yang merupakan
ragam standar.
Contoh :
(2) Mereka bekerja keras
menyelesaikan pekerjaan itu.
(2a) Mereka bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.
Kalimat (1)
kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (2) kehilangan kata depan
(untuk). Dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering dihilangkan. Hal ini
menunjukkan bahwa laras jurnalistik termasuk ragam semi standar.
Kelengkapan
fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar.
Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah
dianggap cukup mendukung pengertian.
Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan.
Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang.
Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita menjawab
“Tau.” untuk menyatakan ‘tidak tahu’. Sebenarnya, pembedaan lain, yang juga
muncul, tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda
intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam
tulis.
C. Pengertian Laras Bahasa
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa
masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras
bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita
mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik,
laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras
novel, dan sebagainya.
Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki
gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan atau tulis dan
dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar.
D. Macam-Macam Laras Bahasa
Macam-macam
laras bahasa antara lain sebagai berikut :
1. Laras ilmiah
2. Laras sastra (puisi,
cerpen, novel, dll.)
3. Laras jurnalistik
(berita, editorial, iklan, dll.)
4. Laras hukum
5. Laras kedokteran
Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan
besar, yaitu laras biasa dan laras khusus.
Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk
masyarakat umum seperti bidang hiburan, pengetahuan, peneranagn, dan maklumat.
Laras khusus merujuk kepada kegunaan untuk khalayak
khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar
(rencana, laporan, buku).
Pembeda utama yang membedakan antara laras biasa
dengan laras khsus ialah: kosa kata, tata bahasa, dan gaya.
1. Laras Bahasa Biasa,
Laras biasa
ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seeprti bidang hiburan,
pengetahuan, peneranagn, dan maklumat. Kalimatnya sederhana, ringkas, dan
padat. Contoh : Dilarang menginjak rumput.
2. Laras Bahasa Khusus
a. Laras Bahasa
Perniagaan
Tujuannya untuk mempengaruhi atau membentuk tanggapan
tertentu, atau mengubah sikap dan melakukan tindakan. Digunakan dalam iklan,
tender, laporan dan sebagainya , didukung pula oleh gambar, lukisan, grafik, ilustrasi
dan sebagainya.
b. Laras Akademik
Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi,
komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak dalam ruang lingkup
pendidikan.Dalam penulisan ilmiah, misalnya penulisan thesis, penulis perlu
mengikut format tertentu seperti perlu ada catatan bibiliografi (rujukan), nota
kaki di bawah muka surat atau nota hujungan di penghujung setiap bab.Menggunaka
istilah-istilah yang khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal.
Contohnya ialah fotosintesis, pecutan, mengawan, pendebungaan dan sebagainya.
c. Laras Bahasa
Media
Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang
tersendiri, lain dari struktur teks fiksi, dan lain pula dari struktur teks
esai dan karya ilmiah. Wartawan atau penulis koran menggunakan bahasa untuk
menjelaskan sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima sesuai dengan
selera sejumlah pembaca koran.
Tiga fitur penting yang harus ada dalam berita koran
yang baik, pertama, bahasa yang digunakan mudah. kedua, gaya tulisan yang jelas
dan ketuiga, isi tulisan harus akurat. Karena koran diterbitkan untuk
masyarakat, maka bahasa koran haruslah sesuai dengan bahasa penggunaan
orang-orang. Kalimat yang panjang, berisi beberapa klausa, menggunakan kutipan,
metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya haruslah dihindari.
d. Laras Bahasa Satra
Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif.
Bahasanya dapat dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif, dramatis dan
puitis.
Beberapa
ciri bahasa sastra:
· Kreatif dan imajinatif: mengandung
arti
· Mementingkan penyusunan,
pengulangan, pemilihan kata
· Puitis dan hidup: monolog, dialog,
dan sebagainya.
· Menggunakan bahas tersirat:
perlambangan, kiasan, perbandingan, peribahasa, metafora, simile, , ilusi,
ambpersonifikasiiguitas dan sebagainya.
· Ada penyimpangan tata bahasa atau
manipulasi bahasa.
e. Laras Bahasa
Agama
Berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur
ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab. Disisipkan dengan kutipan dari
al-Quran dan hadis.
E. Fungsi Ragam dan Laras Bahasa
Secara umum
fungsi ragam dan laras bahasa terbagi menjadi beberapa bagian :
a. Sebagai alat
ekspresi diri
Pada awalnya
seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau
perasaannya pada sasaran yang tetap,
yakni ayah dan ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi
menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga
untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah dewasa, seorang
individu pun menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi diri dan komunikasi.
Seorang penulis pun mengekspresikan diri melalui tulisannya, sehingga karya
ilmiah pun dapat disebut sebagai alat ekspresi diri.
b. Sebagai alat
komunikasi
Komunikasi
lebih spesifik dari pada ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila
ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan
komunikasi pula kita dapat mempelajari dan mewarisi semua hal, baik yang pernah
dicapai oleh orang-orang terdahulu ataupun orang-orang yang sezaman dengan
kita.
Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, merefleksikan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan individu
lainnya. Melalui bahasa, manusia dapat mengatur
berbagai macam kegiatan dan aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan
mengarahkan bagaimana langkah terbaik untuk kedepannya. Ketika menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi, sebelumnya tentu sudah ada tujuan tertentu. Pembicara ingin maksud dan gagasannya
diterima oleh orang lain. Dengan kata lain pembicara ingin mempengaruhi orang
lain dan ingin mereka membeli hasil pemikirannya. Oleh karena itu, maka si
pembicara pun akan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kepentingan dan
kebutuhan objek yang ia tuju.
c. Sebagai alat
integrasi dan adaptasi social
Selain
sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian
serta pelajaran dari pengamalan tersebut, serta berkenalan dengan orang lain.
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai macam suku dan ras,
begitu banayak pulau dan daerah. Tidak mungkin menyatukan keseluruhannya tanpa
ada suatu rumusan metode, maka terbentuklah bahasa yang berfungsi dan terbukti
sebagai alat pemersatu yang efektif.
Pada saat
seseorang beradaptasi dengan lingkungan social disekitarnya, maka ia akan
memilih bahasa yang tepat dan sesuai. Ia akan menggunakan bahasa yang berbeda,
ia akan menggunakan bahasa yang tidak baku ketika sedang bersama
teman-temannya, sebaliknya ia akan menggunakan bahasa yang formal ketika
berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya.
d. Sebagai alat kontrol
social
Bahasa
memiliki peran penting dalam memainkan peran social, baik itu dengan diterapkan
pada diri sendiri ataupun orang lain. Berbagai informasi, pemberitaan ataupun
pendidikan disampaikan melalui bahasa. buku-buku pelajaran dan buku-buku
intruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
social. Ceramah agama merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
social. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik juga termasuk dalam kontrol social. Begitu
pula dengan iklan layanan masyarakat atau layanan sosial, itu semua adalah
merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Singkatnya, hal-hal yang disebutkan diatas merupakan kegiatan berbahasa yang
memberikan arahan kepada masyarakat untuk memperoleh pandangan baru, sikap
baru, perilaku dan tindakan yang baik.
F. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya
dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari
kaidah yang telah dibakukan.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat
diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping
itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik
dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan
dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai
beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi
dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini
sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa
disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa
yang digunakan menjadi tidak baik. Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa yang baku
Contoh :
Apakah kamu
ingin menyapu rumah bagian belakang ?
Apa yang
kamu lakukan tadi?
Misalkan
ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak
Kata yang
digunakan sesuai lingkungan sosial
Contoh lain
dari pada Undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang
dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut
menunjukkan bahasa yang sangat baku, dan
merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan.
Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang
becak kita memakai bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke
Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang
baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan
situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat
(3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Misalkan
perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Dari contoh
diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata
cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah
dipahami, bentuk bahasa baku yang sah
agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.
Contoh pada
“Kami, putra
dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah
bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang
kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam
ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa
Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah
selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Paragrap dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD
dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa
objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat.
Dalam
paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam
jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis.
Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah
efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun
dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya,
apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah,
tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan
lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya.
DAFTAR
PUSTAKA
E-Book :
http://blog.stikom.edu/diah/files/2012/03/BI1-Pengantar1.pdf
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/bahasa-indonesia/ragam-dan-laras-bahasa
http://psbtik.smkn1cms.net/adaptif/bhs_indonesia/ragam_laras_bahasa.pdf
http://riztamamen.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_18.pdf
http://staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/03-LARAS-BAHASA-ILMIAH.pdf
http://www.perbanasinstitute.ac.id/attachments/article/992/BAHASA%20INDONESIA.pdf
Artikel :
http://abotdwo.blogspot.com/2010/10/pengertian-ragam-dan-laras-bahasa.html
http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/14/berbahasa-indonesia-dengan-baik-dan-benar-485224.html
http://fadhilriwanto.blogspot.com/2013/10/ragam-dan-laras-bahasa.html
http://fajaaar.blogspot.com/2013/09/ragam-dan-laras-bahasa-indonesia.html
http://fajar4light.wordpress.com/2010/10/04/ragam-dan-laras-bahasa/
http://fauzieirfan.blogspot.com/2010/10/bab-ii-ragam-dan-laras-bahasa.html
http://gerry-guruminda.blogspot.com/2010/09/ragam-dan-laras-bahasa.html
http://melyanaaprilia.blogspot.com/2013/01/ragam-dan-laras-bahasa_8754.html
http://nurlatifa-vha.blogspot.com/2013/09/bahasa-indonesia-1-ragam-dan-laras.html
http://rya89.wordpress.com/2010/10/03/bahasa-indonesia-fungsi-ragam-dan-laras-bahasa/
http://shidiq90.blogspot.com/2010/09/fungsi-ragam-dan-laras-bahasa.html
http://sitikhairaniitsnainy.blogspot.com/2013/01/tugas-pertama-ragam-dan-laras-bahasa.html
http://rohimzoom.blogspot.com/2013/12/ragam-dan-laras-bahasa.html
Peranan Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari-hari
Peranan Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebelum membahas peranan bahasa
indonesia ada baiknya mengetahui pengertian dari bahasa, secara umum bahasa
didefinisikan sebagai lambang. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem
lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana yang telah
diketahui, bahwa bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.
Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai
lambang dengan objek atau konsep yang diwakili kumpulan kata. Fungsi utama
bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau sarana untuk menyampaikan informasi.
Tetapi pada dasarnya bahasa lebih dari sekedar alat menyampaikan informasi atau
mengutarakan pikiran dan perasaan, adapun fungsi lain dari bahasa adalah :
a. Untuk tujuan praktis : mengadakan
hubungan alam pergaulan sehari-hari
b. Untuk tujuan artistik : manusia mengolah dan
menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia.
c. Sebagai kunci
mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, diluar pengetahuan kebahasaan.
d. Untuk mempelajari naskah-naskah tua
guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, kebudayaan dan adat
istiadat serta perkembangan bahasa itu sendiri.
“KAMI POETRA POETRI BANGSA INDONESIA
MENJOENJENG BAHASA PERSATUAN BAHASA INDONSIA” kalimat diatas merupakan
penggalan dari sumpah pemuda yang dicetuskan pada tanggal 27 oktober 1928.
Dicetuskannya sumpah pemuda tersebut merupakan awal dijadikannya bahasa
indonesia sebagai bahasa negara. Hingga saat ini tentu saja bahasa Indonesia
memiliki fungsi dan peranan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal ini berarti juga bahwa bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan yang diberikan. Manusia tidaklah lepas dari peran
bahasa, begitu pula rakyat indonesia terhadap bahasa Indonesia. Bahasa
indonesia setidaknya memiliki dua peranan yang masing-masing peranan memiliki
fungsi.
Dari sudut pandang linguistik,
bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dalam
perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja
di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal
abad ke-20. Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90 persen warga
Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya.
Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada
di Indonesia sebagai bahasa ibu. Penutur Bahasa Indonesia kerap kali
menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau mencampuradukkan dengan dialek
Melayu lainnya atau bahasa ibunya.
Pada dasarnya seluruh kegiatan
manusia akan sangat berkaitan erat dengan bahasa. Bahasa tidak hanya dapat
digunakan dalam bentuk lisan, tapi juga dapat digunakan dalam bentuk tulisan.
Ilmu filsafat juga tidak lepas dari penggunaan bahasa, banyak filsafah yang
justru mengawali pemikirannya dari problem bahasa. Tentunya bahasa disini bukan
berarti sekedar mempelajari tata gramatikal bahasa ataupun bahasa asing,
melainkan bagaimana pengertian seseorang dapat terpengaruh hanya dari penggunaan
kata-kata atau pemikiran.
Peran bahasa sebagai bahasa negara
yang artinya bahasa indonesia sebagai bahasa pengantar dalam acara-acara formal
seperti sidang MPR, sekolah, kuliah, pekerjaan , dan lain-lain. Fungsi bahasa
sebagai bahasa lainnya adalah bahasa Indonesia sebagai alat penghubung tingkat
nasional dan sebagai alat pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi. Peran
bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa nasional yaitu sebagai
lambang kebanggaan bangsa, rakyat Indonesia patut bangga terhadap bahasa
Indonesia, karena tidak semua negara didunia ini yang memiliki bahasa nasional.
Fungsi lainnya adalah bahasa indonesia sebagai identitas bangsa dan sebagai
alat pemersatu dan penghubung antar daerah, hal tersebut dikarenakan negara
indonesiaterdiri dari berbagai jenis ras, agama, suka bangsa dan bahasa yang
berbeda disetiap daerah di indonesia, dengan bahasa Indonesia maka setiap warga
dari seluruh daerah di indonesia dapat berkomunikasi dengan baik.
Ada beberapa poin yang dapat
dikaitkan dengan bahasa. Antara lain:
a. Akal, yang sangat erat
dengan logika
b. Makna dan intepretasi, yang
merupakan bagian yang sudah melekat dengan bahasa.
c. Konvensi, karena tanpa konvesi
bahasa tidak akan ada artinya karena tidak dapat dimengerti oleh semua orang.
d. Dimensi bahasa obyektif,
dapat dimengerti oleh semua untuk mengatasi ruang yang bersifat universal dan
ilmiah.
e. Intertekstualitas,
bagaimana teks-teks lain saling mempengaruhi pemahaman seseorang.
Ada kalanya sebuah teks atau
percakapan akan menggunakan kode penyampaian. Misalnya dalam puisi dan pada
saat politikus-politikus yang menggunakan kiasan ketika berpidato ataupun
menjawab pertanyaan. Dari banyaknya peran bahasa, dapat dilihat bahwa mengerti
bahasa bukanlah hal yang mudah. Harus ada kekritisan dalam menerjemahkan sebuah
pesan, inilah pentingnya pera intepretasi. Tanpa intepretasi, tentunya semua
akan mengalir dengan datar. Sebuah puisi akan terdengar tidak menarik apabila
sama dengan percakaan sehari-hari. Justru simbol-simbol yang ada semakin
memperindah penggunaan bahasa.
Dari sinilah kemudian dapat mencoba
menganalisa sebuah teks atau tanda dengan aliran-aliran yang berkembang dari
filsafat bahasa. Sesungguhnya pengertian bahasa indonesia yang baik dan benar
bukan berarti menggunakan bahasa resmi dimanapun melainkan bahasa yang
penggunaannya tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi.
Sementara bahasa yang benar adalah bahasa konsisten menerapkan kaidah bahasa
EYD. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah kesadaran akan pentingnya bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan yang memudahkan komunikasi antar sesama,
tidak perlu canggung untuk untuk menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari namun
tentu saja harus menjaga kearifan bahasa lokal.
Didalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan
nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Didalam hubungan ini bahasa
Indonesia adalah satu – satunya alat yang memungkinkan untuk membina dan
mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga Indonesia memikili
ciri – ciri dan identitasnya sendiri yang dapat membedakannya dari kebudayaan
daerah atau negara lain. Pada waktu yang sama, bahasa Indonesia kita pergunakan
sebagai alat untuk menyatakan nilai – nilai sosial budaya nasional kita.
Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa. media massa cetak dan
elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa
Indonesia. Media massa menjadi tumpuan untuk dapat menyebarluaskan bahasa
Indonesia secara baik dan benar.
Bahasa memiliki peranan dan fungsi
bahasa tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai
alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat komunikasi, sebagai alat
integrasi dan beradaptasi social dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan
sebagai alat melakukan control sosial.
1.
Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada awalnya
bahasa di gunakan pada anak hanya untuk mengekspresikan diri atau perasaannya
pada sasaran yang tepat dan sasaran awa nya adalah ayah-ibu nya. Namun seiring
perkembangan semua itu telah berubah seiring menjadi dewasanya seseorang.
Ketika sudah dewasa maka seseorang akan menggunakan bahasa untuk
mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi dengan sesama. Pada saat
menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, pemakai bahasa
tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi
pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya
untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni
bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi. Contoh bahasa untuk mengekspresikan
diri yaitu seorang penulis yang mengekspresikan dirinya melalui sebuah tulisan
yang dia buat, ada pun seorang pelukis yang mengekspresikan dirinya melalui
sebuah hasil karya lukisan.
Sebagai alat
untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu
yang tersirat di dalam dada, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan
keberadaannya.
Unsur-unsur
yang mendorong ekspresi diri antara lain :
- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).
- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri (Gorys Keraf, 1997 :4).
2.
Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi adalah tahapan lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi pun tidak akan sempurna jika orang yang menangkap komunikasi tidak mengerti apa yang sampaikan. Dengan komunikasi semua dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah di capai oleh nenek moyang dan dapat mengetahui apa saja yang akan dan dicapai oleh orang yang ada pada zaman sekarang ini.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi maka orag yang menyampaikankomunikasi ingin orang yang menerima komunikasi dapat mengerti dan dapat menerima gagasan . Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, semua dapat menunjukkan sudut pandangnya, pemahaman atas suatu hal, asal usul bangsa dan negaranya, pendidikan, bahkan sifat. Bahasa menjadi cermin diri, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
3.
Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa pun selain dapat menjadi salah satu kebudayaan, tapi juga memungkinan manusia untuk mempelajari dan memanfaatkan pengalaman manusia itu. Bahasa asing pada saat mempelajari bahasa asing, semua akan berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamana dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
4. Bahasa
sebagai Alat Kontrol Sosial
Bahasa pun
dapat menjadi kontrol sosial yang sangat efektif . Kontrol sosial ini dapat di
terapkan di diri sendiri maupun di lingkungan. Ceramah agama atau dakwah pun
dapat di kategorikan sebagai alat kontrol sosial. Contoh fungsi bahasa sebagai
alat control sosial adalah sebagai alat peredam marah yaitu dengan cara menulis
dengan menulis maka amarah kita akan hilang secara dikit demi dikit dan masalah
menjadi lebih terang.
Ragam Bahasa Indonesia
Selain penyampaian informasi atau
ilmu pengetahuan dengan bahasa yang di pahami oleh pemakai informasi atau ilmu
pengetahuan, maka di dalam penyampaiannya harus mengartikan struktur bahasa .
Apabila struktur bahasa yang digunakan tidak baik atau tidak sesuai
kaidah bahasa yang berlaku, maka makna kalimat juga menjadi tidak jelas atau
memunculkan makna amigo. Dengan demikian akan terjadi penafsiran yang berbeda.
Di Indonesia dapat ditemukan banyak
daerah selain bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi Negara.
Ragam bahasa yang bervariasi ini merupakan salah satu sejumlah dari variasi
yang terdapat dalam pemakaian bahasa. Variasi ini mincul karena pemakaian
bahasa memerlukan alat komuniksai yang sesuai dengan situasi dasn kondisi.
Komunikasi lisan atau nonstandar
yang sangat praktis dapat menyebabkan tidak telitinya berbahasa.
Akibatnya, kesulitan menggunakan bahasa
tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk
berbahasa bagi kepentingan yang lebih
terarah dengan maksud tertentu akan cenderung kaku. Bahkan berbahasa secara
terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau
bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian. Padahal, bahasa
bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Selalu dapat memanipulasi bahasa
untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya
orang-orang berpolitik melalui bahasa. Selalu dapat memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, diharuskan
mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Selain berpengaruh dalam kehidupan,
bahasa juga sangat berpegaruh dalam aspek Globalisasi dan Ilmu Pengetahuan
(IPTEK). Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan akan berdampak pula pada perkembangan dan
pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,
baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan
istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,
termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana
berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo,
1993, 1995).
Menurut
Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil
pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung pada ragam bahasa yang
digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar akan
menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula. Kenyataan bahwa bahasa
Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia menjadi sarana komunikasi di
dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap luwes sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat modern. Bahasa
Indonesia juga digunakan sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahasa Indonesia merupakan alat yang digunakan
sebagai bahasa media massa untuk menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah
dengan konsisten. Sedangkan bahasa yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai
rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannnya. Penggunaan bahasa
Indonesia yang baik dan benar akan menghasilkan pemikiran yang baik dan benar
pula.
Dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dapat membuat pergeseran
pada bahasa Indonesia. Apalagi biasanya teknologi informasi (TI) banyak yang
menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar pemrograman. Dalam penerapannya
teknologi informasi jarang yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
komunikasi. Ini menyebabkan peralihan dari bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara menjadi bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional. Dilihat dari
realitas ini menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa
dampak yang positif dan negatif.
Dengan
beberapa hal yang telah dipaparkan, sangat jelas sekali bahwa bahasa Indonesia
sangat berperan dalam kehidupan dan memiliki peranan penting dalam beberapa
aspek di negara bahkan di dunia.
“Apakah
bahasa dapat mempengaruhi perilaku manusia?”
Para
ahli seperti sapir dan worf mengatakan, bahwa tidak ada dua bahasa yang
memiliki kesamaan untuk dipertimbangkan sebagai realitas sosial yang sama.
Sapir dan Worf menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara bhasa dan pikiran.
1. Hipotesis pertama adalah lingusitic realitivity hypotesis yang mengatakan bahwa perbedaan struktur bahasa secara parallel dengan perbedaaan kognitif non bahasa, perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.
2. Hipotesis yang kedua adalah linguistic determinism yang mengatakan bahwa struktur bahasa mempengaruhi cara individu mempresentasikan dan menalar dunia perceptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa.
Dilihat betapa pentingnya bahasa untuk umat manusia dan begitu banyak ragam bahasa didunia ini, tentu saja bahasa dapat mempengaruhi kepribadian manusia terutama secara individu, karena bahasa yang digunakan manusia banayak sekali ragamnya. Di Negara kita saja ada sekitar 726, terdiri dari 719 bahasa lokal/daerah (masih aktif digunakan sampai sekarang), 2 bahasa sekunder tanpa penutur asli, dan 5 bahasa tanpa diketahui penuturnya. Hal ini tentu dapat mempengaruhi perilaku manusia sebagai pengguna bahasa.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi bahasa dengan kepribadian seseorang, seperti :
1.Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi manusia tentu sangat mempengaruhi perilaku manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang bias dibilang sangat sensitive. Bila seseorang salah mengartikan bahasa orang lain, maka orang tersebut bisa saja menjadi tersinggung atau malah sebaliknya orang tersebut dapat menyinggung bahasa yang salah tersebut sehingga dapat mempengaruhi perilaku manusia baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
2. Begitu banyak ragam bahasa yang dimiliki negara kita ini, karena hal inilah bahasa dapat mempengaruhi pribadi seseorang, biasanya pada saat seseorang dengan suku tertentu berbicara dengan bahasa sukunya, sementara lawan bicaranya tidak mengerti dengan bahasa tersebut, hal itu bisa saja membuat orang tersebut menjadi kesal.
Untuk hal yang lebih sederhana seperti pada saat sesorang menggunakan bahasa yang halus maka biasanya orang tersebut memliki kepribadian yang lebih halus dalam artian kehalusannya terlihat dari tutur bahasanya yang halus dan mudah disukai dan diterima oleh masyarakat yang akhirnya membuat orang tersebut lebih percaya diri akan tutur bahasanya yang lembut.
3. dalam bahasa pasti ada syarat atau aturan tertentu yg sudah ditentukan sebelumnya seperti dalam bahasa indonesia terdapat SPOK (Subjek,Predikat, Objek dan keterangan), selain itu juga aturan yang juga sudah ditetapkan oleh para ahli bahasa indonesia yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) serta tanda baca.
Lalu apa hubungannya antara ketiga hal tersebut dengan pengaruhnya terhadap perilaku manusia?
Secara langsung bila seseorang bertutur kata tanpa aturan maka orang lain akan sulit menerima maksud dari perkataan orang tersebut, seperti contoh ketika seseorang berbicara tanpa tanda baca atau ejaan yang benar, maka orang tersebut akan sulit diterima masyarakat, karena tutur bahasanya yang tidak jelas. hal ini tentu memberi dampak negatif terhadap kepribadian orang tersebut menjadi lebih minder dan cemderung menghindari orang lain.
Secara umum bahasa memang suatu hal yang sangat membantu manusia dalam berinteraksi antar sesama, karena dengan bahasa kita dapat mengerti apa yang kita maupun yang orang lain inginkan, tetapi bila kita tidak dapat mengatur atau menggunakan, bahasa yang baik dan benar, justru itu malah akan merugikan diri kita sendiri dan orang lain karena dapat menyinggung perasaan orang lain.
Sekarang kita masuk pada pembahasan yang kedua, yaitu tentang pentingnya bahasa indonesia dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Seperti yang sudah saya singgung pada pembahasan pertama, bahwa dinegara kita ini memiliki begitu banyak ragam bahasa yang berbeda-beda. Maka dari itu kita perlu sebuah bahasa yang sama untuk berkomunikasi sesama masyarakat Indonesia pada umumnya, yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
Bahasa Indonesia sendiri sudah banyak dirubah, hal ini demi memeudahkan penggunaan bahsa Indonesia itu sendiri dan telah sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), berikut adalah beberapa perubahan kata dan / atau huruf pada bahasa Indonesia.
tj berubah menjadi ch dan sekarang menjadi c
dj berubah menjadi j dan sekarang menjadi j
ch berubah menjadi kh dan sekarang menjadi kh
nj berubah menjadi ny dan sekarang menjadi ny
sj berubah menjadi sh dan sekarang menjadi sy
j berubah menjadi y dan sekarang menjadi y
oe* berubah menjadi u dan sekarang menjadi u
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dapat menyatukan persatuan seluruh rakyat Indonesia, hal ini tentu sangat penitng untuk tatanan kehidupan masyarakat Indonesia sendiri.
Ada beberapa hal yang dapa mempengaruhi betapa pentingnya bahasa Indonesia terhadap tatanan hidup masyarakat, diantaranya :
1. Menurut fungsi dan peranan bahasa. Menurut fungsi dan peranan bahasa jelas bahwa bahasa Indonesia begitu penting dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, karena fungsi bahasa sendiri adalah sebagai alat komunikasi antar sesama anggota masyarakat, begitupun bahasa Indonesia yang merupakan satu bahasa yang telah ditetapkan sebagai bahasa komunikasi dinegara ini.
2. Menurut ragam bahasa (variasi bahasa), pada pembahasan pertama saya sudah meyinggung tentang betapa banyaknya ragam bahasa di Indonesia, hal ini membuat bahasa Indonesia begitu penting perannya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa dari ratusan bahasa yang ada dinegara ini.
3. Menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) & tanda baca. Tanpa tan abaca dan EYD tentu kita akan sulit berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bahasa Indonesia banyak dipengaruhi dari bahasa melayu. Hal ini menjadikan EYD dan tanda baca menjadi begitu peniting dalam tatanan kehidupan bermasyarakat karena dapat membantu kita bekomunikasi dan berinteraksi antar sesama masyarakat Indonesia.
Dari kedua pembahasan diatas saya mengambil kesimpulan, bahwa manusia dan bahasa sangat sulit dipisahkan, Karena bahasa begitu penting dalam kehidupan sehari-hari manusia yang dapat mempengaruhi manusia sebagai pengguna bahasa dan untuk membangun tatanan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.
sumber :
- nellahotosit.wordpress.com
- sikojek.blogetik.com
- reinemarie.wordpress.com
- marlinism.blogspot.com
Sapir dan Worf menguraikan dua hipotesis mengenai keterkaitan antara bhasa dan pikiran.
1. Hipotesis pertama adalah lingusitic realitivity hypotesis yang mengatakan bahwa perbedaan struktur bahasa secara parallel dengan perbedaaan kognitif non bahasa, perbedaan bahasa menyebabkan perbedaan pikiran orang yang menggunakan bahasa tersebut.
2. Hipotesis yang kedua adalah linguistic determinism yang mengatakan bahwa struktur bahasa mempengaruhi cara individu mempresentasikan dan menalar dunia perceptual. Dengan kata lain, struktur kognisi manusia ditentukan oleh kategori dan struktur yang sudah ada dalam bahasa.
Dilihat betapa pentingnya bahasa untuk umat manusia dan begitu banyak ragam bahasa didunia ini, tentu saja bahasa dapat mempengaruhi kepribadian manusia terutama secara individu, karena bahasa yang digunakan manusia banayak sekali ragamnya. Di Negara kita saja ada sekitar 726, terdiri dari 719 bahasa lokal/daerah (masih aktif digunakan sampai sekarang), 2 bahasa sekunder tanpa penutur asli, dan 5 bahasa tanpa diketahui penuturnya. Hal ini tentu dapat mempengaruhi perilaku manusia sebagai pengguna bahasa.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi bahasa dengan kepribadian seseorang, seperti :
1.Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi manusia tentu sangat mempengaruhi perilaku manusia, karena bahasa merupakan alat komunikasi yang bias dibilang sangat sensitive. Bila seseorang salah mengartikan bahasa orang lain, maka orang tersebut bisa saja menjadi tersinggung atau malah sebaliknya orang tersebut dapat menyinggung bahasa yang salah tersebut sehingga dapat mempengaruhi perilaku manusia baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
2. Begitu banyak ragam bahasa yang dimiliki negara kita ini, karena hal inilah bahasa dapat mempengaruhi pribadi seseorang, biasanya pada saat seseorang dengan suku tertentu berbicara dengan bahasa sukunya, sementara lawan bicaranya tidak mengerti dengan bahasa tersebut, hal itu bisa saja membuat orang tersebut menjadi kesal.
Untuk hal yang lebih sederhana seperti pada saat sesorang menggunakan bahasa yang halus maka biasanya orang tersebut memliki kepribadian yang lebih halus dalam artian kehalusannya terlihat dari tutur bahasanya yang halus dan mudah disukai dan diterima oleh masyarakat yang akhirnya membuat orang tersebut lebih percaya diri akan tutur bahasanya yang lembut.
3. dalam bahasa pasti ada syarat atau aturan tertentu yg sudah ditentukan sebelumnya seperti dalam bahasa indonesia terdapat SPOK (Subjek,Predikat, Objek dan keterangan), selain itu juga aturan yang juga sudah ditetapkan oleh para ahli bahasa indonesia yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) serta tanda baca.
Lalu apa hubungannya antara ketiga hal tersebut dengan pengaruhnya terhadap perilaku manusia?
Secara langsung bila seseorang bertutur kata tanpa aturan maka orang lain akan sulit menerima maksud dari perkataan orang tersebut, seperti contoh ketika seseorang berbicara tanpa tanda baca atau ejaan yang benar, maka orang tersebut akan sulit diterima masyarakat, karena tutur bahasanya yang tidak jelas. hal ini tentu memberi dampak negatif terhadap kepribadian orang tersebut menjadi lebih minder dan cemderung menghindari orang lain.
Secara umum bahasa memang suatu hal yang sangat membantu manusia dalam berinteraksi antar sesama, karena dengan bahasa kita dapat mengerti apa yang kita maupun yang orang lain inginkan, tetapi bila kita tidak dapat mengatur atau menggunakan, bahasa yang baik dan benar, justru itu malah akan merugikan diri kita sendiri dan orang lain karena dapat menyinggung perasaan orang lain.
Sekarang kita masuk pada pembahasan yang kedua, yaitu tentang pentingnya bahasa indonesia dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Seperti yang sudah saya singgung pada pembahasan pertama, bahwa dinegara kita ini memiliki begitu banyak ragam bahasa yang berbeda-beda. Maka dari itu kita perlu sebuah bahasa yang sama untuk berkomunikasi sesama masyarakat Indonesia pada umumnya, yaitu bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai bahasa nasional pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan dari Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa : “Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan.
Secara Sosiologis kita bisa mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Onktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.” Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan Indonesia.
Bahasa Indonesia sendiri sudah banyak dirubah, hal ini demi memeudahkan penggunaan bahsa Indonesia itu sendiri dan telah sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), berikut adalah beberapa perubahan kata dan / atau huruf pada bahasa Indonesia.
tj berubah menjadi ch dan sekarang menjadi c
dj berubah menjadi j dan sekarang menjadi j
ch berubah menjadi kh dan sekarang menjadi kh
nj berubah menjadi ny dan sekarang menjadi ny
sj berubah menjadi sh dan sekarang menjadi sy
j berubah menjadi y dan sekarang menjadi y
oe* berubah menjadi u dan sekarang menjadi u
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dapat menyatukan persatuan seluruh rakyat Indonesia, hal ini tentu sangat penitng untuk tatanan kehidupan masyarakat Indonesia sendiri.
Ada beberapa hal yang dapa mempengaruhi betapa pentingnya bahasa Indonesia terhadap tatanan hidup masyarakat, diantaranya :
1. Menurut fungsi dan peranan bahasa. Menurut fungsi dan peranan bahasa jelas bahwa bahasa Indonesia begitu penting dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, karena fungsi bahasa sendiri adalah sebagai alat komunikasi antar sesama anggota masyarakat, begitupun bahasa Indonesia yang merupakan satu bahasa yang telah ditetapkan sebagai bahasa komunikasi dinegara ini.
2. Menurut ragam bahasa (variasi bahasa), pada pembahasan pertama saya sudah meyinggung tentang betapa banyaknya ragam bahasa di Indonesia, hal ini membuat bahasa Indonesia begitu penting perannya dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu bangsa dari ratusan bahasa yang ada dinegara ini.
3. Menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) & tanda baca. Tanpa tan abaca dan EYD tentu kita akan sulit berbahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bahasa Indonesia banyak dipengaruhi dari bahasa melayu. Hal ini menjadikan EYD dan tanda baca menjadi begitu peniting dalam tatanan kehidupan bermasyarakat karena dapat membantu kita bekomunikasi dan berinteraksi antar sesama masyarakat Indonesia.
Dari kedua pembahasan diatas saya mengambil kesimpulan, bahwa manusia dan bahasa sangat sulit dipisahkan, Karena bahasa begitu penting dalam kehidupan sehari-hari manusia yang dapat mempengaruhi manusia sebagai pengguna bahasa dan untuk membangun tatanan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik.
sumber :
- nellahotosit.wordpress.com
- sikojek.blogetik.com
- reinemarie.wordpress.com
- marlinism.blogspot.com
- widhiarso.staff.ugm.ac.id
- id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
- id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
Langganan:
Postingan (Atom)