A. Pengertian Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara,
kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman,
1990).
Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai
ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan
terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam
suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut
ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
B. Macam-Macam Ragam Bahasa
Yaitu bisa dibagi 3 berdasarkan media, cara pandang
penutur, dan topik pembicaraan.
1. Ragam bahasa
berdasarkan media
a. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi
pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun hal itu
tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian ketepatan dalam pilihan
kata dan bentuk kata serta kelengkapan kalimat dan unsur-unsur didalam struktur
kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan
kondisi pembicara menjadi pendukung didalam memahami makna gagasan yang
disampaikan secara lisan.
Pembicara lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan
kaidah kebakuannya dengan pembicara lisan dalam situasi tidak formal atau
santai. Jika ragam bahasa dituliskan, ragam bahasa itu tidak bisa disebut ragam
bahasa tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan. Oleh karena itu, bahasa
yang dilihat dari ciri-cirinya tidak
menunjukan cir-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dengan
tulisan, ragam bahasa serupa itu tidak
dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing adapun ciri
dari keduanya:
Ciri-ciri
ragam lisan:
-
Memerlukan orang kedua/teman bicara.
-
Tergantung kondisi, ruang, dan waktu.
-
Tidak harus memperhatikan gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
-
Berlangsung cepat
b. Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulisan makna kalimat
yang diungkapkan nya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan
besar terjadi pelesapan unsur kalomat. Oleh karrena itu, penggunaan ragam baku
tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan dalam pemilihan kata, penerapan
kaidah ejaan, struktur bentuk katadan struktur kalimat, serta kelengkapaan
unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri
ragam tulis:
-
Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
-
Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
-
Harus memperhatikan unsur gramatikal;
-
Berlangsung lambat;
-
Selalu memakai alat bantu;
-
Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
-
Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan
tanda baca.
Contohnya:
“Saya sudah membaca buku itu”.
Perbedaan
antara ragam lisan dan tulisan (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) :
Tata Bahasa :
a. Ragam bahasa
lisan
1) Nia sedang baca surat
kabar.
2) Ari mau nulis surat.
3) Tapi kau tak boleh
menolak lamaran itu.
b. Ragam bahasa tulisan.
1) Nia sedang membaca
surat kabar.
2) Ari mau menulis
surat.
3) Namun, engkau tidak
boleh menolak lamaran itu.
Kosa kata :
a. Ragam bahasa
lisan
1) Ariani bilang kalau kita
harus belajar.
2) Kita harus bikin
karya tulis.
3) Rasanya masih terlalu
pagi buat saya, Pak
b. Ragam bahasa tulisan
1) Ariani mengatakan
bahwa kita harus belajar.
2) Kita harus membuat
karya tulis.
3) Rasanya masih telalu
muda bagi saya, Pak.
2. Ragam bahasa
berdasarkan cara pandang penutur
a. ragam dialek
b. ragam terpelajar
c. ragam resmi
d. ragam tak resmi.
Contoh:
Ragam dialek : “Gue udah baca itu buku ”
Ragam
terpelajar : “Saya sudah membaca
buku itu”
Ragam resmi : “Saya sudah mmbaca buku itu”
Ragam tak
resmi : “Saya sudah baca buku itu”
3. Ragam bahasa
berdasarkan topik pembicaraan
a. ragam bahasa
ilmiah
b. ragam hukum
c. ragam bisnis
d. ragam agama
e. ragam sosial
f. ragam
kedokteran
g. ragam sastra.
Ragam hukum : Dia dihukum karena melakukan tindak
pidana.
Ragam bisnis : Setiap pembelian diatas nilai tertentu
akan diberikan diskon.
Ragam sastra : Cerita itu menggunakan flashback.
Ragam
kedokteran : Anak itu menderita penyakit kuorsior
Istilah lain
yang digunakan selain ragam bahasa baku adalah ragam bahasa standar, semi
standar dan nonstandar.
a. ragam standar,
b. ragam nonstandar,
c. ragam semi
standar.
Bahasa ragam
standar memiliki sifat kemantapan berupa kaidah dan aturan tetap. Akan tetapi,
kemantapan itu tidak bersifat kaku. Ragam standar tetap luwes sehingga
memungkinkan perubahan di bidang kosakata, peristilahan, serta mengizinkan
perkembangan berbagai jenis laras yang diperlukan dalam kehidupan modem (Alwi,
1998: 14).
Perbedaan
antara ragam standar, nonstandar, dan semi standar dilakukan berdasarkan :
a. topik yang
sedang dibahas,
b. hubungan
antarpembicara,
c. medium yang
digunakan,
d. lingkungan, atau
e. situasi saat
pembicaraan terjadi
Ciri yang
membedakan antara ragam standar, semi standar dan nonstandar :
· penggunaan kata sapaan dan kata
ganti,
· penggunaan kata tertentu,
· penggunaan imbuhan,
· penggunaan kata sambung (konjungsi),
dan
· penggunaan fungsi yang lengkap.
Penggunaan
kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam
nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan
cenderung menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita
menyebut diri kita, dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau
aku. Dalam ragam nonstandar, kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan
kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar
dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan
bentuk baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah
ciri lain. Dalam ragam standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan
teliti.
Penggunaan
kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda
lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan
dihilangkan. Kadang kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Contoh :
(1) Ibu mengatakan, kita akan pergi
besok
(1a) Ibu mengatakan bahwa kita akan
pergi besok
Pada contoh
(1) merupakan ragam semi standar dan diperbaiki contoh (1a) yang merupakan
ragam standar.
Contoh :
(2) Mereka bekerja keras
menyelesaikan pekerjaan itu.
(2a) Mereka bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaan itu.
Kalimat (1)
kehilangan kata sambung (bahwa), sedangkan kalimat (2) kehilangan kata depan
(untuk). Dalam laras jurnalistik kedua kata ini sering dihilangkan. Hal ini
menunjukkan bahwa laras jurnalistik termasuk ragam semi standar.
Kelengkapan
fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar.
Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah
dianggap cukup mendukung pengertian.
Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat dihilangkan.
Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang.
Misalnya, Hai, Ida, mau ke mana?” “Pulang.” Sering kali juga kita menjawab
“Tau.” untuk menyatakan ‘tidak tahu’. Sebenarnya, pembedaan lain, yang juga
muncul, tetapi tidak disebutkan di atas adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda
intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan tidak terwujud dalam ragam
tulis.
C. Pengertian Laras Bahasa
Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa
masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi pemakaiannya. Jadi, laras
bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita
mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik,
laras sastra, yang masih dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras
novel, dan sebagainya.
Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki
gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan atau tulis dan
dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar.
D. Macam-Macam Laras Bahasa
Macam-macam
laras bahasa antara lain sebagai berikut :
1. Laras ilmiah
2. Laras sastra (puisi,
cerpen, novel, dll.)
3. Laras jurnalistik
(berita, editorial, iklan, dll.)
4. Laras hukum
5. Laras kedokteran
Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan
besar, yaitu laras biasa dan laras khusus.
Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk
masyarakat umum seperti bidang hiburan, pengetahuan, peneranagn, dan maklumat.
Laras khusus merujuk kepada kegunaan untuk khalayak
khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam bidang tertentu dan pelajar-pelajar
(rencana, laporan, buku).
Pembeda utama yang membedakan antara laras biasa
dengan laras khsus ialah: kosa kata, tata bahasa, dan gaya.
1. Laras Bahasa Biasa,
Laras biasa
ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seeprti bidang hiburan,
pengetahuan, peneranagn, dan maklumat. Kalimatnya sederhana, ringkas, dan
padat. Contoh : Dilarang menginjak rumput.
2. Laras Bahasa Khusus
a. Laras Bahasa
Perniagaan
Tujuannya untuk mempengaruhi atau membentuk tanggapan
tertentu, atau mengubah sikap dan melakukan tindakan. Digunakan dalam iklan,
tender, laporan dan sebagainya , didukung pula oleh gambar, lukisan, grafik, ilustrasi
dan sebagainya.
b. Laras Akademik
Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi,
komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak dalam ruang lingkup
pendidikan.Dalam penulisan ilmiah, misalnya penulisan thesis, penulis perlu
mengikut format tertentu seperti perlu ada catatan bibiliografi (rujukan), nota
kaki di bawah muka surat atau nota hujungan di penghujung setiap bab.Menggunaka
istilah-istilah yang khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal.
Contohnya ialah fotosintesis, pecutan, mengawan, pendebungaan dan sebagainya.
c. Laras Bahasa
Media
Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang
tersendiri, lain dari struktur teks fiksi, dan lain pula dari struktur teks
esai dan karya ilmiah. Wartawan atau penulis koran menggunakan bahasa untuk
menjelaskan sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima sesuai dengan
selera sejumlah pembaca koran.
Tiga fitur penting yang harus ada dalam berita koran
yang baik, pertama, bahasa yang digunakan mudah. kedua, gaya tulisan yang jelas
dan ketuiga, isi tulisan harus akurat. Karena koran diterbitkan untuk
masyarakat, maka bahasa koran haruslah sesuai dengan bahasa penggunaan
orang-orang. Kalimat yang panjang, berisi beberapa klausa, menggunakan kutipan,
metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya haruslah dihindari.
d. Laras Bahasa Satra
Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif.
Bahasanya dapat dalam bentuk naratif, deskriptif, preskriptif, dramatis dan
puitis.
Beberapa
ciri bahasa sastra:
· Kreatif dan imajinatif: mengandung
arti
· Mementingkan penyusunan,
pengulangan, pemilihan kata
· Puitis dan hidup: monolog, dialog,
dan sebagainya.
· Menggunakan bahas tersirat:
perlambangan, kiasan, perbandingan, peribahasa, metafora, simile, , ilusi,
ambpersonifikasiiguitas dan sebagainya.
· Ada penyimpangan tata bahasa atau
manipulasi bahasa.
e. Laras Bahasa
Agama
Berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur
ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab. Disisipkan dengan kutipan dari
al-Quran dan hadis.
E. Fungsi Ragam dan Laras Bahasa
Secara umum
fungsi ragam dan laras bahasa terbagi menjadi beberapa bagian :
a. Sebagai alat
ekspresi diri
Pada awalnya
seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau
perasaannya pada sasaran yang tetap,
yakni ayah dan ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi
menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga
untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah dewasa, seorang
individu pun menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi diri dan komunikasi.
Seorang penulis pun mengekspresikan diri melalui tulisannya, sehingga karya
ilmiah pun dapat disebut sebagai alat ekspresi diri.
b. Sebagai alat
komunikasi
Komunikasi
lebih spesifik dari pada ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila
ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan
komunikasi pula kita dapat mempelajari dan mewarisi semua hal, baik yang pernah
dicapai oleh orang-orang terdahulu ataupun orang-orang yang sezaman dengan
kita.
Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, merefleksikan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan individu
lainnya. Melalui bahasa, manusia dapat mengatur
berbagai macam kegiatan dan aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan
mengarahkan bagaimana langkah terbaik untuk kedepannya. Ketika menggunakan
bahasa sebagai alat komunikasi, sebelumnya tentu sudah ada tujuan tertentu. Pembicara ingin maksud dan gagasannya
diterima oleh orang lain. Dengan kata lain pembicara ingin mempengaruhi orang
lain dan ingin mereka membeli hasil pemikirannya. Oleh karena itu, maka si
pembicara pun akan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kepentingan dan
kebutuhan objek yang ia tuju.
c. Sebagai alat
integrasi dan adaptasi social
Selain
sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian
serta pelajaran dari pengamalan tersebut, serta berkenalan dengan orang lain.
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai macam suku dan ras,
begitu banayak pulau dan daerah. Tidak mungkin menyatukan keseluruhannya tanpa
ada suatu rumusan metode, maka terbentuklah bahasa yang berfungsi dan terbukti
sebagai alat pemersatu yang efektif.
Pada saat
seseorang beradaptasi dengan lingkungan social disekitarnya, maka ia akan
memilih bahasa yang tepat dan sesuai. Ia akan menggunakan bahasa yang berbeda,
ia akan menggunakan bahasa yang tidak baku ketika sedang bersama
teman-temannya, sebaliknya ia akan menggunakan bahasa yang formal ketika
berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya.
d. Sebagai alat kontrol
social
Bahasa
memiliki peran penting dalam memainkan peran social, baik itu dengan diterapkan
pada diri sendiri ataupun orang lain. Berbagai informasi, pemberitaan ataupun
pendidikan disampaikan melalui bahasa. buku-buku pelajaran dan buku-buku
intruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
social. Ceramah agama merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
social. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik juga termasuk dalam kontrol social. Begitu
pula dengan iklan layanan masyarakat atau layanan sosial, itu semua adalah
merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Singkatnya, hal-hal yang disebutkan diatas merupakan kegiatan berbahasa yang
memberikan arahan kepada masyarakat untuk memperoleh pandangan baru, sikap
baru, perilaku dan tindakan yang baik.
F. Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang maknanya
dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainya serta tidak menyimpang dari
kaidah yang telah dibakukan.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat
diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping
itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan “bahasa Indonesia yang baik
dan benar” mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan
dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai
beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi
dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa
Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini
sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti
interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa
disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa
yang digunakan menjadi tidak baik. Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa yang baku
Contoh :
Apakah kamu
ingin menyapu rumah bagian belakang ?
Apa yang
kamu lakukan tadi?
Misalkan
ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa
Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?
Rino : sudah saya kerjakan pak.
Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.
Rino : Terima kasih Pak
Kata yang
digunakan sesuai lingkungan sosial
Contoh lain
dari pada Undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang
dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa
dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai
dengan perikemanusiaan dan perkeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut
menunjukkan bahasa yang sangat baku, dan
merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya,
pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan.
Akan sangat ganjil bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang
becak kita memakai bahasa baku seperti ini.
(1) Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?
(2) Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke
Pasar Tanah Abang dan berapa ongkosnya?
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang
baku dan benar, tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan
situasi pemakaian kalimat-kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, kalimat
(3) dan (4) berikut akan lebih tepat.
(3) Berapa nih, Bu, tauge nya?
(4) Ke Pasar Tanah Abang, Bang. Berapa?
Misalkan
perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia
|
Bahasa Gaul (informal)
|
Aku, Saya
|
Gue
|
Kamu
|
Elo
|
Di masa
depan
|
kapan-kapan
|
Apakah
benar?
|
Emangnya
bener?
|
Tidak
|
Gak
|
Tidak
Peduli
|
Emang gue pikirin!
|
Dari contoh
diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku dapat terlihat dari pengucapan dan dari tata
cara penulisannya. Bahasa indonesia baik dan benar merupakan bahasa yang mudah
dipahami, bentuk bahasa baku yang sah
agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa nasional.
Contoh pada
“Kami, putra
dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, demikianlah
bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah dirumuskan oleh para pemuda yang
kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam
ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang menjadi bahasa persatuan bangsa
Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai bagian bangsa Indonesia sudah
selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Paragrap dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan EYD
dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan bersifa
objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat.
Dalam
paradigma profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informative dalam
jaring komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis.
Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah
efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita. Oleh karena itu, kita pun
dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran informasi. Namun persoalannya,
apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa kita. Sementara itu, yakinilah,
tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-usulnya, atau dalam penegasan
lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan pola pikir pemakainya.
DAFTAR
PUSTAKA
E-Book :
http://blog.stikom.edu/diah/files/2012/03/BI1-Pengantar1.pdf
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/bahasa-indonesia/ragam-dan-laras-bahasa
http://psbtik.smkn1cms.net/adaptif/bhs_indonesia/ragam_laras_bahasa.pdf
http://riztamamen.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_18.pdf
http://staff.unila.ac.id/ekobudisulistio/files/2013/09/03-LARAS-BAHASA-ILMIAH.pdf
http://www.perbanasinstitute.ac.id/attachments/article/992/BAHASA%20INDONESIA.pdf
Artikel :
http://abotdwo.blogspot.com/2010/10/pengertian-ragam-dan-laras-bahasa.html
http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/14/berbahasa-indonesia-dengan-baik-dan-benar-485224.html
http://fadhilriwanto.blogspot.com/2013/10/ragam-dan-laras-bahasa.html
http://fajaaar.blogspot.com/2013/09/ragam-dan-laras-bahasa-indonesia.html
http://fajar4light.wordpress.com/2010/10/04/ragam-dan-laras-bahasa/
http://fauzieirfan.blogspot.com/2010/10/bab-ii-ragam-dan-laras-bahasa.html
http://gerry-guruminda.blogspot.com/2010/09/ragam-dan-laras-bahasa.html
http://melyanaaprilia.blogspot.com/2013/01/ragam-dan-laras-bahasa_8754.html
http://nurlatifa-vha.blogspot.com/2013/09/bahasa-indonesia-1-ragam-dan-laras.html
http://rya89.wordpress.com/2010/10/03/bahasa-indonesia-fungsi-ragam-dan-laras-bahasa/
http://shidiq90.blogspot.com/2010/09/fungsi-ragam-dan-laras-bahasa.html
http://sitikhairaniitsnainy.blogspot.com/2013/01/tugas-pertama-ragam-dan-laras-bahasa.html
http://rohimzoom.blogspot.com/2013/12/ragam-dan-laras-bahasa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar