TUGAS
SOFTSKILL INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
Adhitya Rahman
20112170
2KB04
Input System
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “Input System”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan tugas softskill ini tepat pada waktunya.
Puji syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya saya dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul “Input System”. Meskipun banyak hambatan yang saya alami dalam proses pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan tugas softskill ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa saya sampaikan terimakasih kepada bapak Mohammad Iqbal selaku Dosen IMK kelas 2KB04 yang telah membantu dan membimbing saya dalam mengerjakan tugas softskill ini. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin saya berikan kepada masyarakat dari hasil tugas softskill ini. Karena itu saya berharap semoga tugas softskill ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Depok, April 2014
Adhitya Rahman
INPUT SYSTEM
1.
Cara Kerja Keyboard
Sebuah keyboard seperti miniatur
komputer. keyboard mempunyai prosesor sendiri dan rangkaian sirkuit yang
membawa informasi menuju dan dari prosesor tersebut. Bagian terbesar dari
rangkaian keyboard berupa “key matrix”. “Key matrix” adalah sebuah kisi
rangkaian dibawah tombol-tombol keyboard. Di dalam keyboard, tiap rangkaiannya
terputus (seperti saklar) pada titik dibawah tiap tombol. Ketika kita menekan
sebuah tombol, tombol tersebut menekan sebuah saklar, menjadikan rangkaian
tersambung dan mengalirkan arus listrik melaluinya. Jika kita menekan lama pada
satu tombol, prosesor mengenalinya sama dengan menekan tombol tersebut
berulang-ulang..
Processor dan rangkaian keyboard
Teknik Interface membicarakan cara-cara menghubungkan mikrokontroler dengan peralatan lain, meskipun tidak membahas pembuatan alat sampai jadi, tapi pengetahuan tentang teknik interface ini sangat diperlukan dalam rancang bangun peralatan yang lebih rumit. Keyboard IBM PC merupakan sarana input yang sangat murah, hanya dengan 2 utas kabel sinyal ditambah 2 kabel catu daya sistem berbasis mikrokontroler dengan mudah bisa dilengkapi dengan 101 tombol untuk mengisikan text maupun angka.
Tata kerja keyboard PC
Setiap kali salah satu tombol keyboard ditekan atau dilepas, keyboard akan mengirim kode ke host (host adalah komputer kalau keyboard dihubungkan ke PC, atau berupa mikrokontroler kalau keyboard dihubungkan ke perlatan berbasis mikrokontroler). Kode tersebut dinamakan sebagai scan code.
Scan code tombol ‘S’ adalah 1B (angka heksadesimal setara dengan angka biner 00011011). Ketika tombol ‘S’ ditekan keyboard akan mengirim 1B, jika tombol ‘S’ ditekan terus maka keyboard akan mengirimkan 1B berikutnya terus menerus, sampai ada tombol lain yang ditekan atau tombol ‘S’ tadi dilepas. Keyboard juga mengirim kode saat ada satu tombol yang dilepas, kodenya adalah F0 (angka heksadesimal setara dengan angka biner 11110000), jadi kalau tombol ‘S’ tadi dilepas keyboard akan mengirim F0 dan 1B. Kode-kode tersebut dikirim keyboard secara seri, artinya dikirimkan satu bit demi satu bit. Misalnya 1B dikirimkan dengan cara : mula-mula dikirim ‘1’, sesaat kemudian ‘1’ lagi dan menyusul ‘0’ sampai akhirnya terkirim sebanyak 8 bit yang berbentuk 00011011 (dikirim mulai dari bit yang paling kanan kemudian beregeser satu per satu sampai yang paling kiri).
Masing-masing tombol punya scan code sendiri, termasuk tombol ‘shift’, tombol ‘ctrl’ dan lain lain, jadi jika tombol ‘ctrl’ ditekan bersama dengan ‘S’, maka scan code yang dikirim adalah 14 (scan code untuk ‘ctrl’) dan 1B (scan code untul ‘S’). Terserah host untuk mengintepretasi scan code itu sebagai apa, bearti merupakan tugas program dalam mikrokontroler untuk mengenal scan code. Scan code disusun sebagai kode 8 bit bisa dipakai untuk membedakan 256 macam kode, sedangkan keyboard PC hanya punya 101 tombol, jadi sesungguhnya kode 8 bit tadi cukup untuk semua tombol. Tapi tombol di keyboard PC dikelompokkan menjadi 2 bagian, bagian utama dan bagian tambahan, bagian utama cukup dinyatakan dengan scan code 1 byte saja, sedangkan bagian tambahan diwakili dengan beberapa byte scan code yang selalu diawali dengan E0. Misalnya tombol ‘ctrl’ kiri diwakili dengan 14 sedangkan tombol ‘ctrl’ kanan diwakili dengan E0 14. Komunikasi antar keyboard dan host adalah komunikasi dua arah, keyboard mengirim scan code ke host, host bisa mengirim perintah untuk mengatur kerja dari key board. Kode perintah untuk keyboard tidak sebanyak scan code.
Gambar 1 : menggambarkan scan code masing-masing tombol keyboard PC. Terlihat pada gambar tersebut, scan code tidak berupa kode ASCII yang biasa dipakai mewakili huruf , dan ditentukan secara acak, juga. Sehingga setelah diterima host, scan code harus dirubah menjadi kode ASCII dengan memakai cara ‘pencarian tabel’.
Keyboard PC dan Scan Code
Rangkaian
penghubung
Keyboard PC dibangun dengan mikrokontroler MCS48, yang merupakan saudara tua MCS51 tapi jauh lebih sederhana. Untuk keperluan membentuk rangkaian penghubung tidak perlu diketahui bagaimana cara kerja mikrokontroler dalam keyboard, tapi cukup meninjau rangkaian elektronik bagian penghubung pada gambar.
Bagian penghubung di dalam Keyboard PC
Yang menarik, rangkaian sederhana ini bisa dipakai untuk komunikasi data 2 arah, yakni keyboard mengirimkan scan code ke PC, atau PC mengirimkan perintah-perintah ke keyboard, misalkan perintah untuk menyalakan beberapa lampu yang ada di keyboard. Kbd Clock dibangkitkan oleh MCS48, merupakan sinyal pendorong Kbd Data yang bisa bersumber dari keyboard maupun bersumber dari PC. Level tegangan pada kedua sinyal ini memenuhi standar sinyal TTL biasa, jadi bisa langsung dihubungkan ke AT89C2051.
Sebagai contoh Kbd Clock dihubungkan ke Port 3 bit 2 (kaki 6 AT89C2051) dan Kbd Data dibuhungkan ke Port 3 bit (kaki 7), dalam program hal ini dinyatakan dengan baris 1 dan baris 2 Potongan Program 1. Dengan adanya pernyataan di baris 1 dan 2, selanjutnya dalam program tidak disebutkan lagi P3.2 atau P2.3, tapi ditulis KBDclock atay KBDdata sehingga program lebih enak dibaca. Kalau program ini dipakai di proyek lain yang Port 3 bit 2 dan bit 3-nya dipakai untuk keperluan lain, Kbd Clock dan Kbd Data bisa saja dihubungkan ke port lain, asalkan baris 1 dan 2 disesuaikan dengan perubahan itu.
Potongan Program 1 Pernyataan pemakaian Port
1 KBDclock bit P3.2 ; P3.2 dihubungkan ke KBDclock
2 KBDdata bit P3.3 ; P3.3 dihubungkan ke KBDdata
Sumber daya untuk keyboard dicatu dari luar, harus diperhatikan kebutuhan arusnya cukup besar bisa sampai sekitar 300 mA. Pengiriman data dari Keyboard. Sinyal pengiriman data dari Keyboard. Saat tidak ada pengiriman data, sinyal Kbd Clock dan Kbd Data dalam keadaan ‘1’. Sinyal pengiriman data dari keyboard dijelaskan sebagai berikut :
1. Data mulai dikirimkan dengan
me-nol-kan Kbd Data sebagai tanda mulai pengiriman (start bit), berapa saat
kemudian setelah Kbd Data stabil disusul Kbd Clock berubah menjadi ‘0’ dan
kembali ke ‘1’ lagi, ini berarti selesai mengirimkan data 1 bit.
2. Setelah mengirim ‘start
bit’, dikirimkan bit 0, bit 1 dan seterusnya sampai bit 7.
3. Menyusul dikirim ‘parity
bit’, yaitu bit kontrol yang berguna bagi host penerima data untuk memastikan
data yang diterima tidak ada kesalahan. Jika banyaknya bit ‘1’ yang terdapat di
bit 0 sampai bit 7 ganjil, ‘parity bit’ akan bernilai ‘1’.
4. Sebagai penutup (stop bit)
Kbd Data dikembalikan kekeadan normalnya, yaitu ‘1’.
Pengiriman data ke keyboard
Tabel ASCII
2.
Cara Kerja Mouse
Pada dasarnya, penunjuk (pointer) yang
dikenal dengan sebutan "Mouse" dapat digerakkan kemana saja
berdasarkan arah gerakan bola kecil yang terdapat dalam mouse. Jika kita
membuka dan mengeluarkan bola kecil yang terdapat di belakang mouse, maka akan
terlihat 2 pengendali gerak di dalamnya. Kedua pengendali gerak tersebut dapat
bergerak bebas dan mengendalikan pergerakan penunjuk, yang satu searah
horisontal (mendatar) dan satu lagi vertikal (atas dan bawah).
Jika kita hanya menggerakkan pengendali
horisontal maka penunjuk hanya akan bergerak secara horisontal saja pada layar
monitor komputer. Dan sebaliknya jika penunjuk vertikal yang digerakkan, maka
penunjuk (pointer) hanya bergerak secara vertikal saja dilayar monitor. Jika
keduanya kita gerakkan maka gerakan penunjuk (pointer) akan menjadi diagonal.
Nah, jika bola kecil dimasukkan kembali, maka bola itu akan menyentuh dan
menggerakkan kedua pengendali gerak tersebut sesuai dengan arah mouse yang kita
gerakkan.
Pada sebagian besar mouse terdapat tiga
tombol, tetapi umumnya hanya dua tombol yang berfungsi, yaitu tombol paling
kiri dan yang paling kanan. Pengaruh dari penekanan tombol atau yang di kenal
dengan istilah “Click” ini tergantung pada obyek (daerah) yang kita tunjuk.
Komputer akan mengabaikan penekanan tombol (click) bila tidak mengenai area
atau obyek yang tidak penting.
Kemudian dalam penggunaan mouse juga
kita kenal istilah "Drag" yang artinya menggeser atau menarik.
Apabila kita menekan tombol paling kiri tanpa melepaskannya dan sambil
menggesernya, salah satu akibatnya obyek tersebut berpindah atau menjadi pindah
(tersalin) ke obyek lain dan terdapat kemungkinan lainnya.
Kemungkinan-kemungkinan ini tergantung pada jenis program aplikasi apa yang
kita jalankan. Mouse terhubung dengan komputer dengan sebuah kabel yang
terdapat pada mouse. Ujung kabel tersebut dimasukkan dalam port yang terdapat
di CPU komputer.
3. Cara Kerja Scanner
I.
OCR (Optical Character
Recognition)
Secara sederhana,
Optical Character Recognition (OCR) adalah proses menerjemahkan meteri cetakan
(buku, koran, majalah) ke dalam file teks yang dapat diedit dan disimpan.
Teknologi ini memungkinkan menyimpan materi-materi cetakan ke dalam format teks
yang lebih menghemat ruang di harddisk, ketimbang menyimpannya dalam bentuk
gambar.
Sebelum ditemukannya teknologi ini, seseorang harus mengetik ulang materi cetakan huruf demi huruf yang jelas memakan waktu dan tenaga yang lebih besar.
OCR merupakan gabungan riset dalam bidang pengenalan pola (pattern recognition), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan penginderaan mesin (machine vision). Pada mulanya, optical character recognition (menggunakan scanner dan algoritma komputer) merupakan dua bidang kajian yang terpisah. Karena hanya sedikit aplikasi yang benar-benar menggunakan teknik optik, istilah OCR akhirna meluas, termasuk ke dalamnya digital image processing.
Sebelum ditemukannya teknologi ini, seseorang harus mengetik ulang materi cetakan huruf demi huruf yang jelas memakan waktu dan tenaga yang lebih besar.
OCR merupakan gabungan riset dalam bidang pengenalan pola (pattern recognition), kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan penginderaan mesin (machine vision). Pada mulanya, optical character recognition (menggunakan scanner dan algoritma komputer) merupakan dua bidang kajian yang terpisah. Karena hanya sedikit aplikasi yang benar-benar menggunakan teknik optik, istilah OCR akhirna meluas, termasuk ke dalamnya digital image processing.
Awal Mula OCR
OCR pertama kali dipatenkan oleh Gustav Tauschek di Jerman pada tahun 1929, kemudian diikuti oleh Handel di AS tahun 1933. Mesin buatan Tauschek adalah perangkat mekanik yang menggunakan template. Sebuah photodetector ditempatkan pada mesin tersebut. Untuk mengenali sebuah karakter, template diletakkan tepat di atas mesin tersebut, kemudian disinari. Bayangan yang terbentuk pada photodetector akan dikenali sebagai karakter tertentu.
Pada 1950, David Shepard, seorang ahli sandi dari badan intelijen angkatan bersenjata AS, menemukan Intelligent Machines Research Corporation (IMR), yang kemudian hari menjelma menjadi sistem OCR pertama yang dikomersialkan. IMR menggunakan analisis image sebagai lawan dari ketepatan karakter, dan dapat mengenali beberapa varian font. Scanner yang telahg dilengkapi dengan sistem IMR mampu menganalisis karakter.
OCR komersial pertama digunakan oleh Readers Digest pada 1955. Sistem OCR kedua dijual kepada Standard Oil Company di California untuk membaca cetakan kartu kredit untuk keperluan pembayaran. Pada era 1950-an beberapa sistem OCR juga digunakan oleh Ohio Bell Telephone Company, IBM, dan Angkatan Udara AS untuk membaca dan mengirimkan pesan yang diketik melalui teletype.
Teknologi OCR Sekarang
Tingkat akurasi OCR sekarang terhadap tulisan latin yang diketik dapat dikatakan telah sempurna, mencapai 99%. Walaupun demikian, review dari manusia tetap dibutuhkan untuk mengoreksi kesalahan yang ditimbulkan selama proses penerjemahan berlangsung.
Sistem untuk mengenali tulisan tangan secara langsung (on the fly) yang dipelopori oleh The Apple Newton telah menikmati kesuksesan di pasar dalam beberapa tahun belakangan. Di antaranya adalah perangkat input untuk PDA yang bekerja pada Palm OS. Algoritma yang digunakan perangkat ini memanfaatkan fakta bahwa gerakan, kecepatan dan arah yang digunakan oleh orang, saat menulis sebuah huruf memiliki banyak kesamaan dan telah dikenali.
Metode yang digunakan pada perangkat input PDA ini tidak dapat digunakan dalam software untuk men-scan kertas dokumen. Sampai saat ini, tingkat akurasi tulisan tangan masih menjadi kendala besar dalam sistem OCR. Tingkat akurasi yang mencapai 80% hingga 90% masih dapat diterima untuk penggunaan skala kecil seperti menulis di PDA, tetapi masih belum dapat diterima untuk dokumen dalam jumlah yang besar. Varian OCR yang digunakan untuk mengenali tulisan tangan on the fly ini dikenal dengan nama ICR (Intelligent Character Recognition).
Sementara itu, pengenalan tulisan tangan sambung masih berada dalam kancah riset aktif sampai saat ini. Tingkat akurasi untuk tulisan tangan sambung yang telah dicapai masih di bawah tingkat akurasi tulisan tangan yang tidak disambung. Kenaikan peningkatan pengenalan tulisan rasanya sulit dicapai, kecuali memasukkan unsur lain dalam OCR, yakni informasi kontekstual atau gramatikal.
Sebagai contoh, pengenalan kata yang ada dalam kamus jauh lebih mudah ketimbang mencoba mengenali tulisan tangan setiap orang. Membaca kolom nilai dalam cek atau kuitansi (yang biasanya ditulis engan angka) adalah contoh sederhana bagaimana menggunakan kamus kecil dapat menaikkan tingkat akurasi secara signifikan.
Pengetahuan gramatika dari sebuah bahasa yang akan di-scan juga dapat menentukan apakah kata yang ditulis merupakan kata kerja atau kata benda. Bentuk tulisan tangan sambung sendiri sama sekali tidak memberikan informasi yang cukup untuk menaikkan tingkat akurasi.
Jika nantinya para ilmuwan benar memasukkan pengenalan gramatika bahasa, maka OCR merupakan teknologi hibrid hasil persilangan antara teknik optik, algoritma komputer, dan linguistik.
II.
Scanner Hologram (PET/CT)
Scanner hologram Jenis scanner di mana seberkas cahaya (biasanya dari
laser) dibelokkan oleh hologram berputar sehingga scan pesawat dalam banyak
arah. Beberapa dari cahaya yang dipantulkan dari suatu objek pada atau
dekat dengan alat scanner dikembalikan melalui hologram dan dibawa ke fokus
pada sensor, sehingga mampu menghasilkan objek 3D berbasis pada projektor.
Model scanner ini dikembangkan pada tehnologi kedokteran dikenal dengan
PET. Positron Emission Tomography / Computed Tomography, atau PET / CT,
adalah scanner khusus yang menggabungkan kedua teknologi PET dan CT menjadi
satu kesatuan. Yang mana dalam dunia kedokteran akan dapat mendeteksi dan
mengevaluasi berbagai jenis penyakit, misal: kanker dengan lebih awal dan
akurat daripada tes pencitraan lain. PET / CT juga berguna dalam
mendiagnosa kondisi neurologis. Melakukan PET dan CT dengan satu scanner
menghasilkan gambar sempurna sehingga kelainan metabolisme terlihat pada
PET, yang mana struktur anatomi ditampilkan pada CT. tehnologi scanner ini
(input device) dapat juga disambungkan dikelurakan meggunakan projektor
hologram (output device).
III.
Scanner
Laser 3D
Aktif scanner memancarkan semacam radiasi atau
cahaya dan mendeteksi refleksi atau radiasi yang melewati objek untuk
menyelidiki obyek atau lingkungan. Jenis emisi yang digunakan adalah cahaya,
ultrasound atau x-ray.
Sistem
Kerja 3D Laser Scanner Non-Kontak Aktif
Time of flight 3D laser
scanner adalah scanner aktif yang menggunakan laser cahaya untuk
menyelidiki subjek. Inti utama dari jenis scanner ini adalah laser
rangefinder. Laser rangefinder menemukan jarak permukaan dengan cara
menghitung waktu perputaran dari sebuah rangsangan cahaya. Laser digunakan
untuk memancarkan rangsangan cahaya, dan jumlah waktu sebelum cahaya
pantulan yang tertangkap oleh detektor diukur. kecepatan cahaya dikenaldengan
simbol , waktu pulang-pergi menentukan jarak perjalanan cahaya, yang
merupakan dua kali jarak antara scanner dan permukaan. Jika adalah
waktu pulang-pergi, maka jarak sama dengan . Ketepatan
waktu sistem kerja 3D laser scanner tergantung pada
bagaimana tepatnya kita bisa mengukur waktu, ( ):
3.3 picoseconds adalah masa yang diambil untuk cahaya untuk
perjalanan 1 milimeter.
Laser rangefinder hanya mendeteksi jarak satu
titik dalam arah pandangnya. Dengan demikian, scanner yang melakukan
memindai seluruh bidang pandangnya, harus mengubah arah pandang range
finder untuk memindai poin yang berbeda satu per satu. Arah pandang laser
rangefinder dapat diubah baik dengan memutar range finder itu
sendiri, atau dengan menggunakan sistem putar pada cermin. Metode yang terakhir
ini umumnya digunakan karena sistem putar cermin lebih ringan dan dengan
demikian akan diputar lebih cepat dengan keakuratan yang lebih tinggi.
Rata-rata waktu proses pengerjaan 3D laser scanner dapat mengukur
jarak 10, 000 ~ 100, 000 poin setiap detik.
Gambar:
3D laser scanner
Scanner ini
dapat digunakan untuk memindai bangunan, Formasi batuan, surface, volume
bahan tambang dll, untuk menghasilkan 3D model. Lidar dapat mengarahkan sinar
laser ke berbagai arah: kepala berputar horizontal, dengan sistem putar
cermin membalik vertikal. Sinar laser digunakan untuk mengukur jarak ke
objek.
|
Triangulasi
3D laser Scanner non – kontak aktif
Triangulasi 3D laser Scanner juga
merupakan scanner aktif yang menggunakan sinarlaser untuk menyelidiki
lingkungan (subyek yang dipindai). Sehubungan dengan waktu proses
pengerjaan 3D laser scanner, triangulasi laser memancarkan sinar
laser pada subjek dan memanfaatkan layar pandangannya untuk mencari lokasi
titik laser. Tergantung pada seberapa jauh laser mengenai
permukaan, titik laser muncul di tempat yang berbeda di bidang pandangan
kamera. Teknik ini disebut triangulasi karena titik laser kamera
dan laser emitor membentuk segitiga. Panjang satu sisi segitiga
adalah jarak antara kamera dan laser emitor yang telah diketahui. Sudut-sudut
emitor laser juga telah ditentukan secara otomatis. Sudut sudut kamera dapat
ditentukan dengan melihat lokasi titik laser pada bidang pandang kamera. Ketiga
informasi data yang dihasilkan sepenuhnya menentukan bentuk dan ukuran segitiga
sehingga memberikan lokasi titik sudut laser dari segitiga tersebut. Pada
umumnya, garis laser bukanlah garis titik tunggal laser, tetapi garis yang
menyapu seluruh objek untuk mempercepat proses akuisisi.
Sistem kerja dan triangulasi range
finders masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan untuk situasi yang
berbeda. Keuntungan sistem range finders adalah mampu beroperasi dari
jarak yang sangat jauh, dalam satuan kilometer. Scanner ini cocok untuk
pemindaian struktur besar seperti bangunan atau fitur geografis. Kerugian dari
sistem range finders adalah terletak pada akurasi pengukuran ynag
dihasilkan. Karena kecepatan cahaya yang tinggi, waktu yang dibutuhkan untuk
berputar (pulang-pergi) akan sulit dan akurasi pengukuran jarak relatif rendah,
dalam satuan milimeter.
Triangulasi range finders justru sebaliknya.
Sistem ini memiliki rentang yang terbatas yaitu hanya beberapa meter, tetapi
memiliki akurasi yang relatif tinggi. Keakuratan triangulasirange
finders adalah dalam satuan puluhan mikrometer.
Sistem scanner akurasi dapat hilang ketika laser mengenai
tepi objek karena informasi yang dikirim kembali ke pemindai dari dua lokasi
yang berbeda menjadi satu sentuhan atau tekanan laser. posisi koordinat yang
akan didapatkan terhadap scanner untuk titik yang akan dihitung
berdasarkan rata-rata dan sehingga hasil dari koordinat titik tersebut tidak
sesuai dengan kenyataannya pada objek. Apabila menggunakan scaner resolusi
tinggi pada objek kemungkinan sinar memukul tepi akan meningkat dan data yang
dihasilkan akan menunjukkan titik kesalahan tepat di belakang tepi dari
objek.Scanner dengan lebar balok kecil akan membantu untuk memecahkan
masalah ini tetapi akan dibatasi oleh rentang lebar balok yang kecil.
Pada tingkat 10.000 sampel poin per detik,
pemindaian dengan resolusi rendah dapat memakan waktu kurang dari satu detik,
tapi scan resolusi tinggi yang membutuhkan jutaan sampel, dapat memakan waktu
dalam hitungan menit untuk proses pemindaiannya. Hal ini menciptakan masalah
distorsi dari gerak. Karena setiap titik sampel dikumpulkan pada waktu yang
berbeda, setiap gerakan dalam subjek atau pemindai akan mendistorsi data yang
telah dikumpulkan.
Baru-baru ini, telah ada penelitian pada kompensasi
untuk distorsi getaran kecil ketika proses pemindaian. Ketika melakukan
penelusuran dalam melakukan pemindaian pada satu posisi, terjadi gerakan kecil
pada posisi scanner tersebut. Hal ini dikarenakan karena adanya
perubahan suhu. Jika scanner ini diletakkan pada tripod dan ada sinar
matahari yang kuat di satu sisi scanner (disebelah kiri atau
kanan scanner), maka sisi tripod akan memperluas dan perlahan-lahan
mendistorsi scan data dari satu sisi yang lain. Beberapa scanner
laser memiliki tingkat Kompensator dibangun ke dalamnya untuk melawan
setiap gerakan scanner selama proses pemindaian.
Titik internet generasi menggunakan
triangulasi dengan garis laser.
Referensi: Dari berbagai sumber yang telah di olah
File: Doc
File: ppt
Tidak ada komentar:
Posting Komentar