This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.
Minggu, 18 Januari 2015
Tugas ke- 4 Softskill Bahasa Indonesia
A. KUTIPAN
1)
Pengertian Kutipan
Kutipan
adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan
juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber.
Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari
kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain
sebagainya.
2)
Prinsip-prinsip dalam mengutip
Dalam
membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan orang
lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar dalam
mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. apabila
dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan dari sumber
kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya seperti sumber yang
kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak diperbolehkan membenarkan kata
ataupun kalimat yang salah dari sumber kutipan kita.
b.dalam
kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian-bagian kutipan dengan syarat
bahwa
penghilangan
bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna atau arti yang terkandung dalam
sumber kutipan kita. Caranya :
#
Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang
dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi.
#
Menghilangkan bagian kutipan yang kurang dari satu alinea.
Bagian yang
dihilangkan diganti dengan tiga titik berspasi sepanjang garis (dari margin
kiri sampai margin kanan).
3)
Jenis-jenis Kutipan
Terdapat
beberapa jenis kutipan, antara lain adalah Kutipan langsung dan Kutipan Tidak
langsung. Disini saya akan mencoba menjelaskan jenis-jenis kutipan tersebut.
a.Kutipan
Langsung adalah kutipan yang sama persis seperti kutipan aslinya, atau sumber
yang kita ambil untuk mengutip. Disini kita sama sekali tidak boleh merubah
atau menghilangkan kata atau kalimat dari sumber kutipan kita.Kalaupun ada
keraguan atau kesalahan dalam kutipan yang kita ambit tersebut kita hanya dapat
memandakannya dengan [sic!] yang menandakan kita mengutip langsung tanpa ada editan
dan kita tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan dari kutipan ynag kita
ambil. Bila dalam kutipan terdapat huruf atau kata yang salah lalu dibetulkan
oleh pengutip,harus digunakan huruf siku [ ….. ]. Demikian juga kalau kita
menyesuaikan ejaan,memberi huruf kapital,garis bawah,atau huruf miring,kita
perlu menjelaskan hal tersebut, missal [ huruf miring dari pengutip ],[ ejaan
disesuaikan dengan EYD ],dll.
b. Kutipan
Tidak Langsung adalah kutipan yang telah kita ringkas intisarinya dari sumber
kutipan aslinya. Kutipan tidak langsung ditulis menyatu dengan teks yang kita
buat dan tidak usah diapit tanda petik.Penyebutan sumber dapat dengan sistem
catatan kaki,dapat juga dengan sistem catatan langsung ( catatan perut )
seperti telah dicontohkan.
d. Kutipan
pada catatan kaki
e. Kutipan
atas ucapan lisan
f. Kutipan
dalam kutipan
g. Kutipan
langsung pada materi
4) Teknik
Mengutip
Beberapa
cara teknik mengutip kutipan langsung dan tidak langsung diantaranya sebagai
berikut.
1. Kutipan
langsung
a) Kutipan
langsung yang tidak lebih dari empat baris :
*
kutipan diintegrasikan dengan teks
* jarak
antar baris kutipan dua spasi
* kutipan
diapit dengan tanda kutip
* sudah
kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis
sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama
keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu diambil.
b) Kutipan
Langsung yang terdiri lebih dari 4 baris :
* kutipan
dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
* jarak
antar kutipan satu spasi
* kutipan
dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau pengutip. Bila
kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan dimasukkan lagi
5-7 ketukan.
* kutipan
diapit oleh tanda kutip atau diapit tanda kutip.
* di
belakang kutipan diberi sumber kutipan (seperti pada 1)
2. Kutipan
tidak langsung
* kutipan
diintegrasikan dengan teks
*
jarak antar baris kutipan spasi rangkap
*
kutipan tidak diapit tanda kutip
*
sesudah selesai diberi sumber kutipan
3. Kutipan
pada catatan kaki
Kutipan
selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja. Kutipan
diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
4. Kutipan
atas ucapan lisan
Kutipan
harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara
seorang pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau
kutipan tidak langsung.
5. Kutipan
dalam kutipan
Kadang-kadang
terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan.
B. DAFTAR
PUSTAKA
1)
Pengertian Daftar Pustaka
Daftar
pustaka adalah halaman yang berisi daftar sumber-sumber referensi yang kita
pakai untuk suatu tulisan ataupun karya tulis ilmiah. Daftar Pustaka biasanya
berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya,
yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan (contohnya: thesis). Melalui
daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat
kembali pada sumber aslinya.
2)
Unsur-unsur Daftar Pustaka
Unsur-unsur
yang harus kita perhatikan dalam menulis daftar pustaka diantaranya: nama
pengarang, penerjemah, tahun terbit, judul buku, kota terbit, dan penerbit.
Selain itu ada pula unsur-unsur yang bisa ada namun tak selalu ada, misalnya:
nama editor atau penyunting, jilid buku, edisi buku, dan anak judul. Disebut
tak selalu ada karena tak semua buku memiliki unsur-unsur ini.
Yang sering
membingungkan kita dalam menulis daftar pustaka diantaranya adalah cara
menuliskan nama pengarang. Pada daftar pustaka, nama pengarang kita tuliskan
terbalik yaitu nama belakang terlebih dahulu di ikuti tanda koma(,) baru nama
depannya. Berikut ini tata cara membalikan nama pengarang dalam daftar pustaka:
Nama belakang
ditulis lebih dahulu daripada nama depan, meskipun bukan merupakan nama
keluarga.Misalnya: Dewi Rieka…………..> ditulis sebagai: Rieka, Dewi.
Nama
belakang yang bagian akhirnya berupa singkatan tidak diletakkan di bagian depan
pembalikan.Misalnya: Triani Retno A ………………> ditulis sebagai:
Retno A, Triani dan bukan A, Triani Retno
Nama yang
mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di depan dalam pembalikan
adalah nama yang tercantum setelah gelar.Misalnya: Rahman Sutan Radjo
………………..> ditulis sebagai: Rajo, Rahman Sutan
Nama yang
mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di depan dalam
penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah kata bin atau binti
tersebut.Misalnya: Siti Nurhaliza binti Rustam ……………..> ditulis
sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti
Nama
pengarang memiliki nama majemukMisalnya: Hillary Rodham-Clinton ………………………>
ditulis sebagai: Rodham-Clinton, Hillary dan bukan Clinton, Hillary
Rodham.
Nama
keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang Cina, maka tidak
perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar pustaka. Misalnya: Wong Kam Fu
………..> ditulis sebagai: Wong, Kam FuKecuali jika mencantumkan nama
Barat, maka asas pembalikan nama ini tetap berlaku. Misalnya: Michelle Yeoh
………….> ditulis sebagai: Yeoh, Michelle
Penulisan
nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan, kata sandang, atau
perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam penulisan daftar pustaka.
Misalnya nama-nama Italia yang nama keluarganya didahului dengan awalan, maka
kata utama ada pada awalan tersebut. Misalnya: Leonardi Di Caprio
…………………> ditulis sebagai: Di Caprio, LeonardoAkan tetapi, nama-nama
Italia yang nama keluarganya berawalan d’ de, de’, degli, dei, dan de li, maka
kata utama ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d’Montana …………>
ditulis sebagai: Montana, Lorenzo d’
3)
Jenis-jenis Daftar Pustaka
#Kelompok
Textbook
a. Penulis
perorangan
b. Kumpulan
karangan beberapa penulis dengan editor
c. Buku yang
ditulis / dibuat oleh lembaga
d. Buku
terjemahan
# Kelompok
Jurnal
a. Artikel
yang disusun oleh penulis
b. Artikel
yang disusun oleh lembaga
c. Kelompok
makalah yang diresentasikan dalam seminar / konferensi /
simposium
# Kelompok
disertasi / tesis
# Kelompok
makalah / informasi dari Internet
4) Teknik
Penulisan Daftar Pustaka
Dalam
penulisan daftar pustaka kita juga harus memperhatikan hal-hal berikut ini.
Daftar
pustaka disusun berdasarkan urutan alfabet, berturut-turut dari atas ke bawah,
tanpa menggunakan angka arab (1,2,3, dan seterusnya).
Cara
penulisan daftar pustaka sebagai berikut:
-Tulis nama
pengarang (nama pengarang bagian belakang ditulis terlebih dahulu, baru nama
depan)
-Tulislah
tahun terbit buku. Setelah tahun terbit diberi tanda titik (.)
-Tulislah
judul buku (dengan diberi garis bawah atau cetak miring). Setelah judul buku
diberi tanda titik (.).
-Tulislah
kota terbit dan nama penerbitnya. Diantara kedua bagian itu diberi tanda titik
dua (:). Setelah nama penerbit diberi tanda titik
-Apabila
digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama pengarangnya, maka sumber
dirilis dari buku yang lebih dahulu terbit, baru buku yang terbit kemudian. Di
antara kedua sumber pustaka itu dibutuhkan tanda garis panjang.
Untuk
penulisan daftar pustaka yang berasal dari internet ada beberapa rumusan
pendapat :
– Menurut
Sophia (2002), komponen suatu bibliografi online adalah:
• Nama
Pengarang• Tanggal revisi terakhhir• Judul Makalah• Media yang memuat• URL yang
terdiri dari protocol/situs/path/file• Tanggal akses. – Menurut Winarko
memberikan rumusan pencantuman bibliografi online di daftar pustaka sebagai
berikut: Artikel jurnal dari internet: Majalah/Jurnal Online
Penulis,
tahun, judul artikel, nama majalah (dengan singkatanresminya), nomor, volume,
halaman dan alamat website.*) Nama majalah online harus ditulis miring
Artikel umum
dari internet dengan nama
Penulis,
tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*)
Judul artikel harus ditulis miring.
Artikel umum
dari internet tanpa nama
Anonim,
tahun, judul artikel, [jenis media], alamat website (diakses tanggal …).*)
“Anonim” dapat diganti dengan “_____”. Judul artikel harus ditulis miring.
C. CONTOH
KUTIPAN DAN DAFTAR PUSTAKA
1) Buku
a) Buku
tanpa Bab
Referensi
pada tulisan (kutipan)
. . . which
offered a theoretical backdrop for a number of innovative behavior modification
approaches
(Skinner,
1969).
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Skinner,
B.F. (1969). Contingencies of reinforcement. New York: Appleton-Century-
Crofts.
Bremner, G.,
& Fogel, A. (Eds.). (2001). Blackwell handbook of infant development.
Malden, MA: Blackwell.
b) Buku
dengan Bab
Referensi
pada tulisan (kutipan)
. . . The
elucidation of the potency of infant-mother relationships, showing how later
adaptations echo the
quality of
early interpersonal experiences (Harlow, 1958, chap. 8).
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Harlow, H.
F. (1958). Biological and biochemical basis of behavior. In D. C. Spencer
(Ed.), Symposium on
interdisciplinary
research (pp. 239-252). Madison: University of Wisconsin Press.
c) Buku
tanpa penulis
Referensi
pada tulisan (kutipan)
. . . the
number of recent graduates from art schools in France has shown that this is a
trend worldwide (Art
Students
International, 1988).
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Art students
international. (1988). Princeton, NJ: Educational Publications International.
d) Buku
dengan edisi / versi
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Strunk, W.,
Jr., & White, E. B. (1979). The elements of style (3rd ed.). New York:
Macmillan.
Cohen, J.
(1977). Manual labor and dream analysis (Rev. ed.). New York: Paradise Press.
American
Psychiatric Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental
disorders (4th Ed.).
Washington,
DC: Author.
e) Buku
terjemahan
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Luria, A. R.
(1969). The mind of a mnemonist (L. Solotaroff, Trans.). New York: Avon Books.
(Original work
published
1965)
f) Buku
dengan beberapa volume
Referensi
pada tulisan (kutipan)
. . . The
cognitive development of the characters in Karlin’s class illustrates the
validity of this new method of
testing (Wilson
& Fraser, 1988-1990).
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wilson, J.
G., & Fraser, F. (Eds.). (1988-1990). Handbook of wizards (Vols. 1-4). New
York: Plenum Press.
2) Jurnal
a) Artikel
Jurnal
Referensi
pada tulisan (kutipan)
When quoting
an author’s words exactly, indicate the page number:
Even some
psychologists have expressed the fear that “psychology is in danger of losing
its status as an
independent
body of knowledge” (Peele, 1981, p. 807).
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Peele, S.
(1981). Reductionism in the psychology of the eighties: Can biochemistry
eliminate addiction,
mental
illness, and pain? American Psychologist, 36, 807-818.
b) Artikel
Jurnal, lebih dari enam pengarang
Referensi
pada tulisan (kutipan)
. . . the
nutritional value of figs is greatly enhanced by combining them with the others
(Cates et al., 1991).
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Cates, A.
R., Harris, D. L., Boswell, W., Jameson, W. L., Yee, C., Peters, A. V., et al.
(1991). Figs and dates and
their
benefits. Food Studies Quarterly, 11, 482-489.
3) Sumber
Digital
a) Buku
elektonik dari perpustakan digital
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Wharton, E.
(1996). The age of innocence. Charlottesville, VA: University of Virginia
Library. Retrieved March
6, 2001,
from netLibrary database.
b) Artikel
Jurnal dari perpustakaan digital
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Schraw, G.,
& Graham, T. (1997). Helping gifted students develop metacognitive
awareness. Roeper Review,
20, 4-8.
Retrieved November 4, 1998, from Expanded Academic ASAP database.
c) Artikel
Majalah atau Koran dari Internet (bukan dari perpustakaan digital)
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Sarewitz,
D., & Pielke, R. (2000, July). Breaking the global warming gridlock
[Electronic version]. The Atlantic
Monthly,
286(1), 54-64.
d) Artikel
e-Journal
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Bilton, P.
(2000, January). Another island, another story: A source for Shakespeare’s The
Tempest.
Renaissance
Forum, 5(1). Retrieved August 28, 2001, from
http://www.hull.ac.uk/renforum/current.htm
e) Halaman
Web
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Shackelford,
W. (2000). The six stages of cultural competence. In Diversity central:
Learning. Retrieved April
16, 2000,
from http://www.diversityhotwire.com/learning/cultural_insights.html
f) Web Site
dari organisasi
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
American
Psychological Association. (n.d.) APAStyle.org: Electronic references.
Retrieved August 31, 2001,
from
http://www.apa.org/journals/webref.html
4) Sumber
Lain
a) Artikel
Koran, tanpa pengarang
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Counseling
foreign students. (1982, April). Boston Globe, p. B14.
b) Tesis
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Caravaggio,
Q. T. (1992). Trance and clay therapy. Unpublished master’s thesis, Lesley
University, Cambridge,
MA.
c) Desertasi
Referensi
pada akhir tulisan (daftar pustaka)
Arbor, C.F.
(1995). Early intervention strategies for adolescents. Unpublished doctoral
dissertation,
University
of Massachusetts at Amherst.
ABSTRAK
A. DEFINISI
Pengertian
umum abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada
tulisan, ia menjadi bagian tersendiri. Abstrak berfungsi untuk menjelaskan
secara singkat kepada pembaca.
Sedangkan
pengertian khusus abstrak adalah sesuatu yang dilihat tidak mengacu kepada
obyek atau peristiwa khusus. Abstraksi menyajikan secara simbolis atau secara
konseptual serta secara imajinatif sesuaru yang tidak dialami secara langsung.
Jadi abstrak
adalah kata yang menunjukan kepada sifat, keadaan dan kegiatan yang dilepas
dari objek tertentu. Pemahaman akan pengertian abstrak sepertinya masih
dianggap sebagai suatu yang sulit bahkan tak teraplikasi. Sebagaimana tertera
di atas, suatu perikatan adalah suatu pengertian abstrak (dalam arti tidak
dapat dilihat dengan mata), maka suatu perjanjian adalah suatu peristiwa atau
kejadian yang konkret. Misalnya : Perjanjian jual beli
B. FUNGSI ABSTRAK
Fungsi
abstrak adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat perihal hasil
penelitian yang telah dibuat. Uraian yang hanya satu halaman tersebut
memudahkan abstrak dimasukkan dalam jaringan internet. Hal ini dimaksudkan
memudahkan anda mengetahui hasil penelitian tanpa harus membaca keseluruhan
penelitian yang berlembar lembar. Sehingga abstrak membantu anda dalam mencari
referensi dalam penelitian yang anda cari.
Adanya
abstrak akan menghindari tindakan plagiasi oleh pihak yang tidak bertanggung
jawab. Sebuah penelitian akan terlindungi jika hanya abstraknya saja yang
ditampilkan dan diperluas di internet.
C. ISI ABSTRAK
Sebuah
abtrak memuat beberapa unsur penelitian yang telah dibuat. Isi abstrak meliputi
judul penelitian, rumusan masalah penelitian, metode penelitian, teknik dan
pengumpulan data penelitian serta hasil dan kesimpulan peneltian yang telah
dibuat. Kesemuanya itu terangkum dalam abstrak. Penulisan abstrak cukup
singkat, jelas dan padat serta sesuai dengan kaidah penulisan.
D. TIPS MEMBUAT ABSTRAK
Membuat
abstrak tidaklah mudah, namun juga bukan merupakan hal yang menakutkan. Ada
beberapa tips khusus untuk anda dalam membuat abstrak, sehingga dapat terhindar
dari kesalahan yang sifatnya umum.
Berikut
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan abstrak.
1. Semua
bagian harus seimbang. Jangan hanya menonjolkan hanya salah satu aspek saja,
seperti judul saja atau penggunaan metode penelitian saja, tetapi mengulas
hasil penelitian lebih ditekankan.
2. Pastikan
penulisan abstrak menggunakan unsure 5W + 1H dengan lengkap.
3. Harus ada
hubungan yang kohesif antar unsure penelitiannya. Harus ada benang merah dari
hasil penelitian yang telah dibuat.
4. Pilihlah
kata kunci yang sesuai dengan subjek dan objek penelitian yang telah dibuat.
E. CONTOH ABSTRAK
1. CONTOH
ABSTRAK ARTIKEL ILMIAH
Mamudji,
Sri. “Mediasi Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan.”
Majalah Hukum Dan Pembangunan 3 (Juli-September 2004): 194-209.
Berawal dari
ketidakpuasan akan proses pengadilan yang memakan waktu relatiF lama, biaya
yang mahal, dan rasa ketidakpuasan pihak yang merasa sebagai pihak yang
“kalah”, dikembangkan mediasi sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa di
luar pengadilan. Selain itu, pengembangan mediasi juga didukung oleh berbagai
faktor yaitu, (1) cara penyelesaiannya dikenal di berbagai budaya, (2) bersifat
non adversial, (3) mengikutsertakan baik pihak yang langsung berkaitan maupun
pihak yang tidak langsung berkaitan dengan sengketa dalam perundingan, (4)
bertujuan win-win solution. Mediasi adalah negosiasi lanjutan, yaitu
perundingan yang dibantu oleh pihak ketiga netral yang keberadaannya dipilih
oleh para pihak. Mediator tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan.
Di dalam melakukan perundingan dikenal dua teknik yaitu perundingan yang
bertumpu pada posisi dan perundingan yang bertumpu pada kepentingan.
Keberhasilan mediasi ditentukan oleh kecakapan mediator, oleh karena itu
mediator harus menguasi berbagai keterampilan dan teknik. Agar dapat membantu
para pihak menyelesaikan sengketa dan dapat menawarkan alternatif penyelesaian,
mediator harus dapat memetakan apa yang menjadi penyebab konflik. Hal ini dapat
dilakukan melalui pengamatan terhadap sikap, persepsi, pola interaksi, dan
komunikasi yang ditunjukkan para pihak dalam perundingan. Menurut Moore, ada
tiga tipe mediator, yaitu, (1) mediator jaringan sosial (social network
mediator), (2) mediator otoritatif (authoritative mediator), (3) mediator
mandiri (independent mediator). Di Indonesia, penyelesaian sengketa melalui
mediasi dikenal tidak hanya dalam masyarakat tradisional tetapi telah diatur
dalam berbagai undang-undang, misalnya Undang-undang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Undang-undang Perlindungan Konsumen, Undang-undang tentang Kehutanan,
Undang-undang tentang Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-undang tentang
Arbitrasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Untuk mediasi di pengadilan,
Mahkamah Agung telah mengeluarkan Peraturan MA tentang Prosedur Mediasi Si
Pengadilan.
2. CONTOH ABSTRAK LAPORAN PENELITIAN/
SKRIPSI/ TESIS/DISERTASI
Pattinama,
Tisha Sophy. “ Fungsi Akta Perdamaian Yang Dibuat Oleh Notaris Sebagai Pejabat
Umum (Dalam Penyelesaian Perselisihan Jual Beli Telpon Umum Tunggu).” Tesis,
Magister, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006, vii + 66 halaman.
Biliografi 30 (1980-2006).
Penulisan
tesis ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan data sekunder
sebagai sumber datanya. Yang menjadi permasalahan adalah mengapa perjanjian
damai yang dibuat notaris merupakan alternatif penyelesaian perselisihan jual
beli telpon umum tunggu, dan bagaimana kekuatan hukum akta perjanjian
perdamaian terhadap para pihal yang berselisih? Perselisihan jual beli dapat
diselesaikan melalui dua cara yaitu melaui pengadilan dan di luar pengadilan.
Proses penyelesaian di pengadilan membutuhkan biaya dan waktu yang tidak
sedikit sehingga proses penyelesaian tidak efektif. Hal ini berbeda dengan
penyelesaian di luar pengadilan yang dilakukan secara damai dan sukarela. Dalam
penyelesaian segketa jual beli telpon umum tunggu antara PT AC dan PT BS kedua
pihak sepakat untuk menyelesaikan secara damai dan sukarela. Sebagai hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penyelesaian perselisihan dengan cara
musyawarah dan mufakat adalah cara yang paling efektif sehingga perjanjian perdamaian
yang dibuat oleh notaris menjadi alternatif penyelesaian perselisihan antara PT
AC dan PT BS. Akta perdamaian yang dibuat oleh notaris dianggap sebagai akta
yang otentik mempunyai kekuatan pembuktian lahiriah, formal dan material,
sehingga mempunyai kekuatan mengikat sama dengan putusan hakim pada tingkat
akhir.
3. CONTOH ABSTRAK PERATURAN
UNDANG-UNDANG
NO. 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN LN NO. 55 TAHUN 1974 TLN NO.
3041.
ABSTRAK: –
Untuk mewujudkan Pegawai Negeri yang bermental baik, berwibawa, berdaya-guna,
bersih, bernutu tinggi, dan sadar akan tanggung jawabnya untuk menyelenggarakan
tugas pemerintahan dan pembangunan perlu adanya suatu undang-undang sebagai
landasan pelak-sanaan pembinaan Pegawai Negeri.
– Dasar
hukum undang-undang ini adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27,
dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945.
–
Undang-undang ini mengatur tentang pengertian, ketentuan umum, pembinaan
Pegawai Negeri Sipil kewajiban, hak, dan pejabat negara, Pembinaan Anggota
Angkatan Bersenjata Republik Indo-nesia, dan ketentuan peralihan.
CATATAN : –
Undang-undang ini dirubah dengan Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
Sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kutipan
Langganan:
Postingan (Atom)